All of Us are Dead dan Wabah Zombi di Sinema Korea

Bryna Alulim
Seorang penggemar sejarah. Menempuh pendidikan di Ilmu Sejarah Unpad
Konten dari Pengguna
4 Februari 2022 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bryna Alulim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.instagram.com/netflixkr/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.instagram.com/netflixkr/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada akhir Januari ini dunia sinema Korea kembali menyuguhkan cerita berbau zombi dengan judul All of Us are Dead. Bercerita tentang murid SMA, yang harus bertahan hidup di tengah lautan zombi di sekolah dan daerah mereka tinggal, di Hyosan. Series yang dibintangi oleh artis muda seperti Park Ji-hoo (2003) dan Yoon Chan-young (2001) ini nampaknya cukup memuaskan penontonnya bila dilihat dari skor imdb, banyaknya artikel-artikel online tentang film dan pemerannya, perbincangan di media sosial, dan meroketnya followers para pemeran series tersebut di Instagram.
ADVERTISEMENT
Bagi penulis yang bukan seorang cinephile dan tidak memiliki referensi banyak film, series ini terbilang cukup menarik. Terlebih lagi taktik yang mereka gunakan untuk bertahan hidup.
All of Us are Dead sendiri bukanlah film zombi pertama yang dibuat oleh Korea. Sung-Ae Lee dalam “The New Zombi Apocalypse and Social Crisis in South Korean Cinema” mengatakan bahwa tema zombi sebenarnya telah ada sejak lama di industri sinema Korea, film pertama Korea yang bertemakan zombi adalah Monstrous Corpse/ Goesi (1980) yang merupakan adaptasi longgar dari film Spanyol-Italia Non si deve profanare il sonno dei morti (1974). Menurutnya, zombi tidak muncul lagi di layar selama seperempat abad selanjutnya sampai pada Dark Forest (2006) dan The Neighbor Zombie (2009) yang disambut baik. Pada 2014 juga muncul film bertemakan zombi, yaitu Zombie School.
ADVERTISEMENT
Baru pada 2016 muncul film yang mendapatkan sukses terbesar di mata internasional pertama, Train to Busan (2016) karya Yeon Sang-ho. Menurut Diep Tran dalam “How South Korean cinema is breathing new life into the zombi genre” (nbcnews.com), kesuksesan Train to Busan ini lah yang menginspirasi para penulis Korea lainnya untuk menuliskan cerita zombi apocalypse versi mereka dan menunjukkan kepada produser bahwa genre ini juga bisa menguntungkan di Korea.
Setelah Train to Busan, muncullah Rampant (2018), Kingdom (2019), #Alive (2020), Train To Busan Presents Peninsula (2020) serta Kingdom: Ashin of the North (2021).
Kingdom merupakan salah satu film yang menarik karena memadukan perjuangan menghadapi zombi dengan latar belakang sejarah dinasti Joseon. Elemen-elemen “saintifik” yang biasanya digunakan dalam film zombi pada umumnya dalam menciptakan zombi diterjemahkan secara historis menjadi ilmu herbal tradisional.
ADVERTISEMENT
Lee Kyoung Mi and Lee Jihae dalam “Why are Korean zombies invading theaters, TVs worldwide?” (Korea.net), memberikan pendapat ahli bahwa perhatian internasional yang tertuju pada zombi Korea disebabkan oleh karakter mereka yang unik bila dibandingkan dengan zombi-zombi dari Barat yang memiliki gerakan yang sederhana. Choung Myung Seob, penulis beberapa novel zombi mencirikan bahwa zombi Korea memiliki gerakan yang gesit dan akrobatis bila dibandingkan dengan zombi Barat, sehingga menimbulkan ketegangan bagi penonton.
Jeon Young, koreografer yang merancang gerakan zombi di Train to Busan, Kingdom dan Peninsula, mengatakan bahwa aktor zombi Korea melakukan gerakan anehnya tanpa grafik komputer, menabrak dan berlari secara dinamis. Keseluruhan itu digabungkan dengan pandangan dunia zombi Korea serta elemen tradisional Korea yang khas membuat mengapa orang-orang terobsesi dengan k-zombi.
ADVERTISEMENT
Tampaknya kita juga perlu melihat bagaimana industri hiburan Korea atau Korean Wave belakangan ini yang sedang marak, terlebih lagi ketika series dengan elemen serupa (survivor) yaitu Squid Game (2021) sukses besar. Para penonton dunia sepertinya mencari alternatif untuk melihat elemen-elemen Barat seperti zombi yang biasanya muncul di Hollywood yang telah dimulai sejak White Zombie (1932) di sinema Korea.
Film zombi seperti All of Us are Dead dan Kingdom pun mencerminkan hubungan antara wabah zombi dengan pemerintah yang berupaya menahan serangan wabah serupa dengan yang kita alami beberapa tahun ini. Mengingatkan kita yang sekarang ini tengah menghadapi Covid-19 yang memunculkan juga gejolak sosial serta pentingnya dan berpengaruhnya peran pemerintah, beserta alat-alatnya, dalam menanggulangi krisis wabah.
ADVERTISEMENT