Kembalinya Martin Guerre: Kisah Pencurian Identitas di Abad Pertengahan

Bryna Alulim
Seorang penggemar sejarah. Menempuh pendidikan di Ilmu Sejarah Unpad
Konten dari Pengguna
6 Januari 2023 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bryna Alulim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Sumber: istockphoto.com)
Kisah aneh tapi nyata yang sangat jarang terjadi ini direkam oleh anggota Pengadilan di Toulouse bernama Jean de Coras yang menuliskan pengalamannya sebagai penyelidik dalam sidang seseorang bernama Martin Guerre pada 1599 di Prancis. Pengalamannya yang ditulis dengan judul Arrest Memorable du parlement de Tolose (1560) merupakan kasus pencurian identitas di desa kecil Prancis bernama Artigat. Dalam tulisan itu, ia menulis tentang tentang seorang perempuan dan juga istri bernama Bertrande de Rols yang menceritakan bahwa ia menikah dengan pria bernama Martin Guerre yang seumuran dengannya ketika berusia antara sembilan sampai sepuluh tahun. Martin dan Bertrande menikah di gereja Artigat. Dilanjutkan oleh prosesi perayaan di rumah mempelai pria. Setelah jamuan makan malam, sepasang pengantin baru itu diantar oleh khalayak ke tempat tidur pernikahan. Pada tengah malam, para pemuda desa masuk ke kamar mereka membawa makanan untuk berpesta, sekaligus memastikan bahwa kedua pasangan tersebut telah tidur seranjang.
ADVERTISEMENT
Bila dilihat dari catatan de Coras, pernikahan tersebut bukan pernikahan yang bahagia bagi Martin meskipun mereka telah dianugerahi seorang anak. Bukti dari ketidak bahagiannya adalah ketika Martin yang ketahuan mencuri gandum oleh ayahnya, ia meninggalkan desa selama delapan tahun setelah hidup bersama istrinya sembilan sampai sepuluh tahun. Hal itu diperkuat lagi dengan selama kepergiannya, ia tidak mengirim kabar sama sekali.
Pada 1556, Martin yang selama delapan tahun menghilang tiba-tiba kembali ke desa. Namun, yang baru tiba tersebut sebenarnya bukan Martin Guerre, melainkan seorang pria bernama Arnauld du Tilh, yang panggilannya adalah Pansette dari Sagias. Ia mengatakan dirinya adalah Matin Guerre kepada seluruh keluarga Martin dan semua orang di Artigat. Martin palsu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa ia bukanlah orang asing dan kerabat-kerabat martin percaya bawa Panssette adalah Martin. Panssette pun bahkan memberikan bukti kepada istrinya yang hanya diketahui pasangan suami-istri. Ia menunjukkan padanya memori tentang hubungan seksual seksual mereka seperti serta percakapan-percakapan yang mereka lakukan sebelumnya, sesudah, dan selama melakukan hubungan seksual. Hal itu membuat Bertrande sangat yakin bahwa Pansette benar-benar adalah Martin, suaminya yang akhirnya pulang setelah tidak pernah ada kabar.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Pansette mengambil alih Bertrande, istri Martin. Memperlakukannya bagaikan istri sah selama kurun waktu tiga tahun, seolah-olah ia benar-benar suaminya. Kemudian mengambil alih harta milik Martin dan menjualnya. Bertrande, dalam pengakuannya mengakui bahwa ia telah terbuai oleh Martin palsu selama tiga tahun ini. Selama hidup bersama bagaikan suami istri yan sah, Bertrande melahirkan dua anak, di mana satu di antaranya meninggal.
Martin palsu kemudian meminta harta waris ayah Martin yang telah meninggal. Namun, hal itu justru membuat sang paman, Pierre Guere, menjadi curiga bahwa orang yang mengaku sebagai Martin tersebut adalah penipu. Kecurigaan ditambah lagi ketika datangnya prajurit yang baru selesai perang melewati desa Artigat dan mengatakan bahwa Martin yang asli telah kehilangan satu kakinya dari peperangan. Tidak lama kemudian sebuah gudang di desa terbakar habis dan Pansette dituduh melakukan kejahatan itu. Namun, dikarenakan bukti yang lemah Pansette dibebaskan dari hukuman. Selanjutnya pada 1559 Pierre bertekat untuk membawa kembali Pansette ke pengadilan karena memiliki bukti-bukti baru yang bisa mengungkap kasus penipuan ini dan akhirnya sampai pada persidangan di Rieux.
ADVERTISEMENT
Dalam persidangan, Pansette tetap bertahan bahwa dirinya adalah Martin Guerre, mengatakan bahwa ia telah difitnah oleh pamannya sendiri. Ia menganggap bahwa biang keladi tuduhan ini adalah Pierre Guerre. Karena tidak mau memberikan kembali hartanya ketika ia absen dari Artigat yang bernilai tujuh sampai delapan ribu livres. Ia juga beranggapan bahwa Bertrande telah dihasut oleh Pierre dan komplotannya.
Ia mengatakan bahwa petualangannya telah merubah wajahnya karena ketika berangkat, ia tidak memiliki janggut. Meskipun begitu, ia tetap dikenali oleh banyak orang. Sampai ketika urusan bisnis di mana ia meminta kembali propertinya dan jumlah keuntungan yang didapatkan selama kepergiannya kepada Pierre, yang telah berulang kali memberikan alasan-alasan. Karena alasan ini lah Pierre berusaha untuk menghancurkannya. Ia bahkan mengatakan hal yang pertama kali dicoba oleh Pierre adalah membunuhnya. Karena itu, Pierre sering mengawasinya dan bahkan pernah menyerangnya dihadapan Bertrande. Pierre pernah memukulnya dan hampir membunuhnya. Namun, Bertrande menyelamatkannya dengan menerima pukulan itu.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tentang tahun, bulan dan hari pernikahan, orang-orang yang mengambil bagian dalam pernikahan, pakaian yang mereka pakai dalam pernikahan pada saat itu, pendeta yang menikahi mereka, dan tindakan-tindakan intim yang dilakukan pada hari pernikahan, serta nama-nama orang-orang yang pada tengah malam dalam rangka perayaan masuk ke kamar dalam pengantin baru tersebut dijawab Pansette dengan benar.
Akhirnya dari seratus lima puluh saksi, terdapat tiga puluh sampai empat puluh orang yang yakin bahwa ia benar-benar Martin Guerre karena mereka telah sering bersamanya sejak kanak-kanak, mengenali tanda dan bekas luka tertentu yang Martin miliki. Lainnya, dengan jumlah yang lebih besar, menuduh bahwa ia adalah Arnauld du Tilh, atau Pansette, dengan alasan yang sama dari saksi-saksi sebelumnya, bahwa mereka telah mengenal Martin sejak kecil. Saksi lainnya, yang berjumlah enam puluh atau lebih berpendapat bahwa terdapat kemiripan yang besar sehingga mereka ragu-ragu dan tidak berani berkomitmen. Ada juga analisis tentang kemiripan terdakwa dengan Sanxi Guerre putra Martin dan saudari Martin yang memberikan dua hasil yang sangat berbeda. Pertama bahwa Sanxi, putra Martin sama sekali tidak mirip dengan terdakwa dan sebaliknya saudari-saudari Martin sangat mirip dengan terdakwa.
ADVERTISEMENT
Jean de Coras mengatakan bahwa Pansette menunjukkan air wajah yang meyakinkan. Beberapa hakim yang hadir tidak yakin bahwa terdakwa adalah suami yang sebenarnya. Meskipun begitu pengadilan masih tetap memerintahkan untuk menyelidiki fakta-fakta dan bahwa saksi yang dipanggil oleh hakim pertama harus didengarkan kesaksiannya. Ia menambahkan bahwa para hakim semakin bingung akan keputusan yang akan mereka buat. Karena di antara dua puluh lima atau tiga puluh saksi yang disidangkan secara resmi, sembilan atau sepuluh yakin bahwa terdakwa adalah Martin Guerre dan tujuh atau delapan berpendapatan bahwa terdakwa adalah atau Pansette. Menurut de Coras alasan para hakim kebingungan dalam kasus ini adalah perselisihan dari dugaan dan kontradiksi bukti tersebut. Selanjutnya penyelidikan fakta dengan memanggil saksi-saksi dilakukan kembali. Mulai dari paman dari pihak ibu, Carbon Barrau, orang-orang yang pernah punya urusan dengan Pansette, saksi-saksi yang mengetahui dengan jelas anatomi tubuh Martin yang asli, tukang sepatu yang membuat sepatu untuk Martin, serta beberapa saksi lainnya.
ADVERTISEMENT
Sesaat sebelum hakim memutuskan untuk melepaskan Pansette kembali ke Artigat. Martin Guerre yang asli datang ke pengadilan tersebut. Ia tiba dari Spanyol, dengan satu kaki kayu, akibat kecelakaan dalam perang. Pierre Guerre, Bertrande dan para saudara perempuan Martin, serta beberapa saksi lain menegaskan bahwa pria yang baru datang itu adalah benar-benar Martin Guerre yang asli.
Dalam Arrest Memorable du parlement de Tolose, putusan pada peristiwa hari itu yang disahkan pada 12 September 1560 dengan memutuskan bahwa Arnauld du Tilh bersalah atas penipuan, pemalsuan identitas, pemerkosaan, penistaan, perampokan, dan pelanggaran lainnya. Hukumannya adalah hukuman mati.
Setelah putusan, Pansette dibawa dari Conciergerie ke Artigat, tempat eksekusi akan diadakan. Di hadapan hakim Rieux pada 16 September ia mengakui segala kesalahannya yang sangat kurang ajar. Ia juga mengakui asal usul ide gilanya ini. Bermula ketika tujuh atau delapan tahun sebelumnya setelah ia kembali dari Picardie, kenalannya memperkenalkan ia pada Martin Guerre, di mana mereka menjadi dekat dan akrab. Ia memerhatikan segalanya tentang Martin yang bahkan teman dekat Martin sendiri pun tertipu dengannya. Akhirnya ia menjadi percaya diri untuk menipu banyak orang dengan cara bermain menjadi Martin di Artigat
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan pengakuan sampai tiga dan empat kali dan melakukannya lagi di tangga menuju tiang gantung di depan rumah Martin, di mana eksekusi akan dilaksanakan, ia kembali lagi melakukan pengakuan telah melakukan pemalsuan. Ia juga meminta ampun kepada Martin dan Bertrande, dan Pierre Guerre dengan rasa penyesalan, dan kebencian akan perbuatannya sendiri. Sambil berseru meminta belas kasihan kepada Tuhan, ia dieksekusi, kemudian tubuhnya digantung lalu dibakar. Bertrande de Rols sendiri terhindar dari nasib yang sama dengan Pansette karena ia perempuan. Kemudian Bertrande harus menghadapi hidup kembali bersama pria tak berperasaan yang telah meninggalkannya bertahun-tahun tanpa kabar, yaitu Martin Guerre yang asli.
Cerita ini secara epik telah difilmkan dengan judul The Return of Martin Guerre (1982) yang narasinya diolah oleh sejarawan bernama Natalie Zemon Davis.
ADVERTISEMENT