Konten dari Pengguna

Kesenjangan Akses Pendidikan di Indonesia: Tantangan dan Solusi Untuk

Bryna Pramudita wibowo
Siswi SMA Citra Berkat Tangerang
9 Agustus 2025 19:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Kesenjangan Akses Pendidikan di Indonesia: Tantangan dan Solusi Untuk
Tentang akses pendidikan yang kurang baik di Indonesia.
Bryna Pramudita wibowo
Tulisan dari Bryna Pramudita wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kenapa Pendidikan di Indonesia tidak perkembang dari dulu hingga sekarang. Pendidikan di Indonesia tidak berkembang karena kurangnya akses belajar yang memadai dan kurang semangat pemerintah dalam mengakses pendidikan di dalam negeri. Tetapi hal ini bukan jadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga sebagai tanggung jawab semua warga bangsa juga yang dimana sangat perlu yang nama nya kesadaran bagi semua warga Indonesia. Akses pendidikan di Indonesia sangat penting bagi penerus bangsa apalagi di zaman modern ini yang dimana semua kegiatan yang kita lakukan sangat memerlukan inovasi atau ide-ide yang baru yang berasal dari anak-anak bangsa. Jika akses pendidikan di Indonesia ditingkatkan maka efek yang dirasakan oleh bangsa dan masyarakat sangat banyak seperti peningkatan dalam segi guru semakin bagus kualitas nya dan merombak semua kurikulum menjadi lebih bagus seperti di luar negri.
Ilustrasi dihasilkan oleh AI melalui ChatGPT - Open AI, atas permintaan penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dihasilkan oleh AI melalui ChatGPT - Open AI, atas permintaan penulis.
Kesenjangan akses pendidikan di Indonesia masih banyak sekali kasus nya hingga saat ini. Di indonesia masih banyak kasus yang membahas tentang kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia apalagi di era digital seperti ini yang memerlukan banyak anak bangsa dalam mengembangkan kemajuan di bangsa. Banyak data yang mengatakan bahwa di indonesia masih banyak kasus tentang kesenjangan akses pendidikan apalagi yang ada di pedalaman yang di mana area nya susah untuk dijangkau.Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengatakan bahwa persentase Anak Tidak Sekolah tertinggi berada di kelompok umur 16−18 tahun, yaitu sebesar 19,20 persen. Pola yang sama terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Begitu juga dengan penduduk perkotaan dan perdesaan. Dari data inilah kita bisa lihat bagaimana tinggi persentase yang mengatakan bahwa masih banyak anak-anak di indonesia yang susah dalam mengakses pendidikan di Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Kurangnya dorongan akses pendidikan yang ada di indonesia yang membuat pendidikan di Indonesia tertinggal cukup jauh dibandingkan dengan negara lain. Adanya beberapa faktor yang menyebabkan banyak anak di Indonesia yang kesulitan dalam mengakses pendidikan yang ada di Indonesia salah satunya adalah kesulitan dalam ekonomi yang mereka hadapi. Selain itu meski pemerintah sudah memberikan anggaran yang setiap tahun meningkat tetapi anggaran yang diberikan kurang tepat digunakan nya atau bisa dibilang tidak bisa membagi dengan baik. Meski Begitu banyak cara yang dapat dilakukan untuk meninjau akses pendidikan di Indonesia dengan luas lagi. Salah satu nya dengan cara membagikan beasiswa kepada anak-anak yang mungkin ekonomi kurang baik dan dapat meninjau kawasan yang susah untuk bersekolah supaya mereka juga dapat dengan mudah bersekolah.
ADVERTISEMENT
Beberapa peneliti mengatakan bahwa sedikitnya warga Indonesia yang lulus di jenjang SMA.Karena adanya kebijakan baru dari pemerintah yang mengatakan bahwa kebijakan harus 12 tahun untuk belajar, sebab itulah banyak yang menyebabkan juga sedikit nya warga indonesia yang lulus di jenjang SMA/SMK.Dilansir dari data.goodstats yang mengatakan bahawa hanya 66% warga Indonesia yang lulus pada jenjang SMA di Indonesia, dan data juga mengatakan bahawa jika di desa lebih sedikit yang lulus hingga jenjang SMA. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengatakan bahwa pada tahun 2023, warga Indonesia di area perkotaan memiliki 98,5% lulusan SD/sederajat, 92,8% lulusan SMP/sederajat, dan 73,2% lulusan SMA/sederajat. Sedangkan di area pedesaan, sebanyak 96,8% warganya merupakan lulusan SD/sederajat, 87% merupakan lulusan SMP/sederajat serta lulusan dari tingkat SMA/sederajat tercatat sejumlah 56,3% saja. Dari sini lah kita bisa lihat bahwa banyak warga Indonesia selain susah mendapat kan akses pendidikan selain itu juga mereka juga kesusahan dalam menuntaskan jenjang sekolah yang sudah di tentukan peraturan nya oleh pemerintah.
Ilustrasi dihasilkan oleh AI melalui ChatGPT - Open AI, atas permintaan penulis.
Penurunan data pendidikan di Indonesia menurun karena ada ketidakstabilan dalam akses pendidikan yang ada di indonesia apalagi di bagian area terpencil yang susah di jangkau. Gambaran persoalan pendidikan di Tanah Air tersebut dituangkan dalam dokumen Peta jalan pendidikan Indonesia Tahun 2025-2045. Peta jalan ini diluncurkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN). Di imana pada Peta Jalan Pendidikan ini dikatakan bahwa hanya ada 36,36 yang melewati janjang ini dan parah nya ada pada bagian dimana di situ dibilang bahkan dari beberapa desa pasti salah satu nya desa itu tidak memiliki anak kecil (PAUD). Di mana ini sangatlah angka kecil yang harus memiliki tindakan untuk mempertingkat persentase yang ada pada data untuk menunjukan ke dunia bahwa kita juga tidak tertinggal di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Di era secanggih ini harusnya kita memiliki kesadaran untuk juga dapat membantu dalam memperluas akses belajar yang ada di Indonesia. Saat kementrian sosial bertemu di sebuah rapat dia mengatakan bahawa mereka sudah siap membagun sekolah di 63 titik yang ada di indonesia pada bulan juli 2025. Ini adalah sebuah perintah dari pak Prabowo untuk cepat melakukan pembangunan di setiap titik dan menargetkan 100 sekolah pada setiap tahun nya, agar memudahkan dalam pengembangan akses belajar yang ada di Indonesia di targetkan di beberapa titik yang ada di Indonesia. Titik-titik ini ada sebagian di jawa dan sebagian ada di luar jawa, antara lain seperti Sumatera: 13 titik,Jawa: 34 titik,Kalimantan: 2 titik,Bali dan Nusa Tenggara Timur: 3 titik, Sulawesi: 8 titik, Maluku: 2 titik. Oleh sebab itu lah pentingnya dalam meningkatkan akses pendidikan yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT