Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
32 Tahun Pengabdian: Jalan Terjal JNE Menuju Kebangkitan Perekonomian
7 Mei 2023 21:43 WIB
Tulisan dari Basri Sangadji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah terbayang dalam benak, betapa luasnya tanah pusaka ini, ialah hamparan pulau yang berbaris mengikuti khatulistiwa. Sependek ingatan hamba, terlampau banyak sebutan untuk keindahan nusantara seperti surga dari timur, zamrud khatulistiwa, sampai singgasana tuhan di bumi. Ya... begitulah negeri ini, jelas sekali bahwa tanah ini adalah tanah pusaka, yang mana dikatakan oleh golongan sapiens "semua jenis tanaman bisa tumbuh di tanah nusantara".
ADVERTISEMENT
Sebagai hamba yang terlahir dari rahim suci ibu pertiwi, pasti meninggalkan kesan bahagia, kapan lagi kita dapat bebas memandang hamparan hutan, gunung, tanjung, sampai laut yang diaduk oleh biasan kuning kemerahan cahaya senja dengan hangatnya matahari sore. Entah dari Sabang menuju Merauke, Miangas sampai Rote, kita, aku, dan kalian terlahir sebagai manusia pribumi nusantara, yang sadar bahwa ibu pertiwi teramat baik. Bentangan pulau-pulau besar kecil hanya dibatasi oleh hamparan samudera biru. Ya...begitulah nusa ini, kapan lagi kita bisa membanggakan diri kepada neo-kolonialisme bahwa "kita tidur dihamparan emas, dan berenang diautan minyak".
Pernahkan kita mengira, bahwa bhatara guru memisahkan pulau-pulau nusantara dengan meninggalkan sedikit ilmu untuk menjangkau akses hubungnya. Peradaban nenek moyang sudah membuka jalan, bahwa akses hubung antar pulau ialah dengan mengarungi sekatnya (samudera), tidak peduli hujan, badai. Proses perdagangan, pengiriman logistik secara ekspres, dari desa ke kota, kota ke provinsi, provinsi ke pulau lain, tentu membutuhkan kekuatan Jiwa, kehangatan Nyawa, serta peluang Ekonomi (kiasan JNE).
ADVERTISEMENT
Kalimat panjang diatas merupakan prolog yang dibuat khusus untuk menggambarkan eksistensi JNE Express sebagai Jasa pengiriman barang, yang bekerja melintasi kepulauan Indonesia. Secara kelembagaan, JNE merupakan anak kandung dari Jasa Pengiriman Induk bernama Tiki (Titipan Kilat). Terbentuk pada November tahun 1990 dengan nama PT. Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir (JNE), ia mampu bertahan dan eksis sebagai salah satu Jasa Pengiriman di Indonesia. Mungkin dapat disematkan secara khusus, bahwa keterlibatan JNE dalam roda ekonomi terbilang signifikan.
Bukan sembarang, apalagi kaleng-kaleng, terhitung sampai sekarang, JNE telah menjangkau kurang lebih 83 Kota sebagai kawasan distribusinya. Lantas, dengan kekuatan pasar seperti itu, tentu JNE sedikit banyak telah membantu membuka lahan pekerjaan kepada suaka pencari kerja. Asam garam sudah sangat dipahami oleh JNE, sebab kurang dari dekade pertama sejak berdiri, JNE sudah berjuang, bertahan, dan melawan badai Krisis Moneter yang mengancurkan setiap pondasi perekonomian negara. Hasilnya, JNE bisa bertahan dan tetap merangkak menuju tahun tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
Pengalaman bertahan dari Krisis Moneter 1996-1998, pastinya membuat JNE menjadi dewasa. Terbukti ketika serangan kejut berikutnya terjadi diakhir periode pertama Presiden SBY menjabat, JNE menghadapi lagi serentetan peristiwa kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsekuensi logis dari kenaikan BBM tentu akan mempengaruhi kekuatan rupiah dalam kepentingan operasional JNE. Lagi, lagi, dan lagi, JNE mampu bertahan dari kelangkaan dan kenaikan harga BBM. Dua peristiwa tersebut menjadi bukti nyata, bahwa JNE mampu bertahan dan mudah beradaptasi dengan kondisi zaman. Dibuktikan dengan ia mampu menghadapi krisis ekonomi global (1996-1998) dan krisis energi (Kelangkaan dan kenaikan harga BBM).
Pandemi Covid 19: Tantangan Krisis Ekonomi Ke-2 Bagi JNE
Tiga puluh dua tahun bukan hanya sebatas angka, perhitungan kalkulasi, atau numerikal, namun lebih dari itu menggambarkan semangat serta daya tahan JNE. Dengan akses distribusi sejauh 83 kota, merupakan bukti bahwa ia dengan pertanggung jawaban logis harus memastikan kebangkitan bersama perekonomian Indonesia. Pada prolog diatas, telah penulis sebutkan beberapa peristiwa krisis ekonomi dan energi yang dihadapi dengan semangat serta ikhtiar, kedesawaan tersebut merupakan sifat yang harus ditiru oleh kelompok perekonomian lain.
ADVERTISEMENT
Dalam usianya, antara krisis dan kebangkitan yang dihadapi JNE, terdapat kausalitas (sebab-akibat), yaitu sebab bertahan dari krisis moneter dan energi, berakibat pada kebangkitan JNE, yang membawa dampak pada ekonomi negara, dan masyarakat. Tak ayal, JNE bisa menjadi perusahaan jasa pengiriman barang terbesar milik Indonesia.
Desember 2019, Dunia dikejutkan dengan adanya krisis kesehatan yang disebabkan adanya kemunculan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) yang muncul di Wuhan, China. Akibat dari serangan covid 19 membuat sebagian negara menutup akses dari dunia luar, Italia, Vatikan, Perancis, Inggris, Semenanjung Balkan, sampai hamparan Kaukasus terkena imbas dari adanya serangan virus tersebut (Covid 19).
Alih-alih aman dari serangan virus, Indonesia justru menjadi negara Asia Tenggara pertama yang kecolongan virus Covid-19. Depok adalah daerah dengan kemunculan kasus pertama, dengan adanya situasi ini, pemerintah melalui Presiden dan Kementrian Kesehatan, Kementrian Perekonomian, dan lainnya segera mengambil langkah krusial untuk melakukan isolasi wilayah (karantina) sampai pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sedikit banyak berbagai sektor terkena imbas dari karantina wilayah tersebut, pendidikan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, kesehatan, serta sosial.
ADVERTISEMENT
perekonomian negara menjadi salah satu unsur yang babak belur dihajar covid-19, sebab dengan adanya karantina kesehatan membuat sektor ekonomi kreatif jatuh serendah-rendahnya. Sedikit banyak perusahaan dan pemilik modal mengamankan asset dan mengurangi pengeluaran, yang berakibat pada kelangkaan dan kenaikan harga jual yang tidak dibarengi dengan berkurangnya daya beli masyarakat.
Melihat kondisi dan situasi saat itu, pasti muncul pertanyaan dibenak apakah JNE bisa bertahan sekali lagi dalam situasi itu? jawabannya adalah bisa, pastinya dengan pengorbanan besar. Dapatkah anda bayangkan, ketika situasi karantina kesehatan dan wilayah terjadi, bagaimana nasib perusahaan lintas kota seperti JNE? pastinya sepi dan saya berani menjamin bahwa terjadi disparitas keuntungan ketika sebelum dan setelah pandemi Covid-19.
Untuk menghadapi situasi tersebut saja, banyak dari stakeholder yang sampai menjual dan/atau menggadai barang berharga. Sehingga wajar apabila dibutuhkan pengorbanan besar, dan JNE mampu membuktikan kedewasaannya dalam hal ketahanan mental menghadapi krisis global. Meski menghadapi pandemi Covid-19, JNE mampu bangkit bersama guna memperbaiki perekonomian rakyat pasca pandemi. Hal tersebut menjadi bukti kebesaran hati JNE, tidak peduli situasi apapun, hujan, badai, keringat, tangis air mata, tetap membuat JNE dalam posisi siap untuk membantu rakyat dan negara Bangkit Bersama dimasa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
#JNE32Tahun #JNEBangkitBersama #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness