Mahasiswa KKN-T IPB University 2022 Mengulik Sejarah Keramat Talun

Btari Kirana
Mahasiswa IPB University
Konten dari Pengguna
24 Juli 2022 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Btari Kirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKN-T Cirebon-07 IPB University 2022 berkunjung ke Keramat Talun (dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKN-T Cirebon-07 IPB University 2022 berkunjung ke Keramat Talun (dok. pribadi)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki beragam tempat wisata, salah satunya adalah wisata religi. Masyarakat Indonesia masih kental dengan kepercayaan religius seperti dalam berdoa dan lokasi dalam memanjatkan doa. Meskipun sering dikaitkan dengan hal mistis, wisata religi tetap menjadi favorit khususnya bagi golongan masyarakat yang mengagungkan nilai religi dan sejarah. Salah satu lokasi wisata religi yang cukup terkenal adalah Keramat Talun Pangeran Cakrabuana atau yang dikenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan. Wisata religi ini merupakan petilasan sekaligus makam keramat dari Mbah Kuwu Sangkan yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Lokasi tersebut menjadi salah satu tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari mahasiswa IPB University tahun 2022 selama 40 hari dimulai dari 23 Juni 2022 sampai 1 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Hofifah bersama Affandy, Btari, Suherni, Tegar, Khairut, Syahida, dan Shinta yang tergabung dalam tim KKN-T IPB Cirebon-07 sangat tertarik menggali lebih dalam mengenai wisata religi Keramat Talun yang sudah cukup terkenal di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Salah satu alasan mengapa wisata religi ini menarik untuk didalami adalah karena wisata religi termasuk pariwisata budaya. Wisata religi ini juga memiliki arsitektur yang cukup menarik dan unik yang identik dengan batu bata berwarna merah. Tim KKN-T Cirebon-07 IPB melakukan observasi dan wawancara kepada salah satu pengelola untuk lebih memahami sejarah dari Keramat Talun dan beberapa pengunjung mengenai pandangan mereka serta alasan mereka rutin berziarah ke Keramat Tal

Sejarah Keramat Talun

Tim KKN-T Cirebon-07 bersama Ustadz Hariri (dok. pribadi)
Narasumber yang diwawancarai adalah seorang pengelola sekaligus ahli sejarah dari wisata religi Keramat Talun, Drs. Sukardi Hariri atau biasa dipanggil Ustadz Hariri atau Mama Yiyi. Ternyata sejarah dari Keramat Talun Mbah Kuwu Sangkan sangat berkaitan erat dengan sejarah adanya Cirebon. Mbah Kuwu Sangkan yang memiliki nama asli Pangeran Walangsungsang merupakan seorang pendiri Cirebon. Beliau membangun Cirebon dari sisi ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hingga agama khususnya Islam.
ADVERTISEMENT
”Mbah Kuwu Sangkan merupakan anak dari Prabu Siliwangi IX dan Nyi Subang Larang. Namanya saat di Kerajaan Pajajaran adalah Pangeran Walangsungsang. Dalam memperdalam ilmu agama Islam, Pangeran Walangsungsang ini keluar dari Istana Pajajaran, berkelana, dan pada akhirnya menetap di Cirebon,” jelas Ustadz Hariri, Kamis (7/7/2022).
Mbah Kuwu Sangkan memiliki dua orang saudara bernama Nyi Rara Santang dan Prabu Kian Santang. Mbah Kuwu Sangkan menikahi putri dari Danuwarsih, gurunya, yang bernama Nyi Endang Geulis. Mereka dikaruniai seorang putri yang bernama Nyi Mas Pakungwati. Nyi Mas Pakungwati kemudian dinikahkan kepada Syekh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati yang merupakan anak dari Nyi Rara Santang.
“Pada kemudian hari, didirikan Keraton Pakungwati ketika ibukota Kerajaan Cirebon dipindahkan ke Lemah Wungkuk. Nama ini sesuai dengan nama putri dari Pangeran Cakrabuana,” lanjut Ustadz Hariri.
ADVERTISEMENT
“Dalam membangun Cirebon, Mbah Kuwu Sangkan membangun Padukuhan Cirebon yang akhirnya menjadi asal mula nama Grage, Cirebon, bisnis terasi, dan lain sebagainya,” tuturnya lagi.
Ustadz Hariri memaparkan bahwa dalam menggali ilmu agama Islam Mbah Kuwu Sangkan tidak melakukannya seorang diri melainkan bersama dengan adiknya, Nyi Rara Santang hingga akhirnya mereka berguru dengan Syekh Nurul Djati. Mbah Kuwu Sangkan diberi nama atau gelar Ki Somadullah yang berarti orang yang ahli dalam ilmu agama Islam oleh Syekh Nurul Djati.
Lalu menurut sumber setempat, pendiri Keraton Cirebon yang sebenarnya adalah Mbah Kuwu Sangkan. Kemudian Keraton Cirebon ditingkatkan statusnya menjadi kesultanan oleh Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati ketika masa kepemimpinannya.

Patung Legendaris di Keramat Talun

Patung harimau dan kebo bule di gerbang Keramat Talun (dok. pribadi)
Selain bertanya mengenai sejarah dari Mbah Kuwu Sangkan, tim KKN-T Cirebon-07 bertanya mengenai filosofi dari patung kerbau dan harimau yang terpampang di depan gerbang Keramat Talun.
ADVERTISEMENT
“Kerbau itu bukan kerbau biasa. Namanya kebo bule yang memiliki ciri khas berwarna merah muda keabuan. Kerbau tersebut adalah peliharaan Mbah Kuwu Sangkan,” jelas Ustadz Hariri.
“Kemudian harimau itu melambangkan ayahnya Mbah Kuwu Sangkan, Prabu Siliwangi yang pemberani dan tidak terkalahkan. Oleh karena itu Prabu Siliwangi disimbolkan dengan harimau,” sambungnya.
Tahlilan sebagai kegiatan rutin di Keramat Talun (dok. pribadi)
Selanjutnya, Ustadz Hariri menjelaskan mengenai kegiatan rutin yang ada di Keramat Talun. Kegiatan tersebut adalah ziarah makam yang diisi dengan kegiatan keagamaan seperti tahlilan, mengaji, hingga berdoa.
“Makanya disini dinamakan Talun, asalnya dari bahasa Arab yaitu kata Tahlilun atau Tahlil,” tutur Ustadz Hariri.
Sebagian besar para pengunjung percaya bahwa jika berdoa di Keramat Talun maka doa mereka akan terdengar oleh Tuhan YME dan lebih cepat dikabulkan. Kegiatan tersebut akan semakin ramai saat malam Jumat Kliwon dan mencapai puncaknya pada malam 1 Suro atau 1 Muharram.
ADVERTISEMENT

Alasan Pengunjung Berziarah di Keramat Talun

Wawancara kepada beberapa pengunjung di Keramat Talun
Tidak hanya menggali informasi dari Ustadz Hariri. Tim KKN-T Cirebon-07 juga mewawancarai beberapa pengunjung yang berziarah di Keramat Talun. Para pengunjung memiliki jawaban yang cukup beragam mengenai alasan mereka berziarah ke Keramat Talun. Salah satu pengunjung yang bernama Suhaedah (38) asal Cirebon Girang mengatakan bahwa alasannya berziarah adalah karena makam orang tuanya berada di lokasi Keramat Talun. Beliau juga menuturkan bahwa setiap malam Jumat ikut serta dalam kegiatan tahlilan di petilasan Mbah Kuwu Sangkan.
“Tapi biasanya mah yang ziarah kesini khususnya di malam Jumat Kliwon ini pendatang, Neng, orang sini mah jarang. Jadi memang ramai disini karena banyak pendatang dari luar,” jelasnya.
Selanjutnya, tim KKN-T Cirebon-07 mewawancarai seorang pelajar yang berkunjung ke Keramat Talun. Ia termasuk rombongan dari Pondok Pesantren Babakan yang berlokasi di Cirebon.
ADVERTISEMENT
“Kita kesini sebenarnya cuma ikut kegiatan rutinan dari pondok aja, Teh. Ini udah rutin setiap mau lebaran haji,” jelas Anya (19).
Anya menuturkan bahwa kegiatan rutinan disana adalah tahlilan. Namun, Anya masih belum tahu alasan pasti mengapa Pondok Pesantren Babakan mengadakan acara rutinan di Keramat Talun. Rombongan ini berziarah ke Keramat Talun setelah berziarah dari makam Sunan Gunung Jati.
Selain dari daerah Cirebon, Keramat Talun ini dibanjiri pengunjung dari luar daerah terutama saat malam Jumat Kliwon. Tarini (55) berasal dari Cilegon. Beliau menuturkan alasan mengapa rutin berziarah adalah karena dengan berziarah membuatnya tetap waras dan doanya menjadi lebih cepat terkabulkan.
“Rezeki jadi makin lancar kalau sudah berdoa disini, badan yang awalnya sakit-sakit pun jadi sembuh,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Beliau sudah rutin setiap sebulan sekali mengunjungi Keramat Talun bersama suaminya.
Tentunya bukan tempat wisata jika tidak terdapat oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Pengelola Keramat Talun menjual suvenir berupa buku-buku sejarah yang menjelaskan riwayat hidup Mbah Kuwu Sangkan sekaligus asal-usul Cirebon. Buku-buku ini mencapai empat jilid.
Meskipun Keramat Talun memiliki banyak pengunjung yang rutin berziarah, masih terdapat beberapa kekurangan seperti kurang terjaganya kebersihan, bangunan dan fasilitas yang masih kurang memadai, serta banyaknya pengemis. Keberadaan pengemis ini cukup mengganggu para pengunjung dalam berziarah.

Jasmerah! Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah

Ustadz Hariri (dok. pribadi)
Ustadz Hariri sangat menginginkan generasi muda dan mahasiswa agar lebih bersedia untuk mempelajari dan memahami sejarah bangsa Indonesia khususnya sejarah dari Keramat Talun Mbah Kuwu Sangkan.
ADVERTISEMENT