Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kedaulatan Energi? Apakah Bisa?
7 April 2017 2:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Budi Hermawan C. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mimpi sebuah negara yang menjadi kenyataan akan membawa dampak positif untuk tiap penduduknya. Rasa manis yang dikecap dari mimpi yang menjadi kenyataan akan terbagikan ke seluruh penjuru wilayah negara tersebut. Itulah mungkin yang akan terjadi bila mimpi Indonesia untuk berkedaulatan energi tercapai nantinya.
ADVERTISEMENT
Impian untuk menjadi sebuah negara yang berdaulat dalam energi memang impian tiap negara. Namun Indonesia sempat tertinggal dibanding negara lainnya dalam mewujudkannya. Negara-negara lain bahkan sudah mulai beralih ke energi terbarukan atau revolusi energi. Tapi tidak ada kata telat untuk memulai bukan?
Impian ini dimulai ketika Presiden Jokowi menetapkan tujuan kedaulatan energi dalam Nawacita-nya. Banyak yang terhenyak dan merasa tidak yakin Indonesia bisa mencapainya.
Bagaimana tidak, kandungan minyak bumi Indonesia saja dinyatakan mulai berkurang, belum lagi permasalahan energi gas bumi dan listrik yang selalu menjadi persoalan utama pemenuhan energi di Indonesia.
Jokowi tidak main-main dalam menjalankan niatnya ini. Dia pun merencanakan dan melaksanakan tiap langkah yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaulat dalam energi.
ADVERTISEMENT
Bila kita menilik lagi, untuk mencapai kedaulatan energi, langkah-langkah utama yang dapat dilakukan adalah, eksplorasi, diversifikasi dan produksi.
Kita telaah lagi satu-satu. Diversifikasi energi bisa jadi program energi yang paling harus didahulukan. Indonesia sudah harus memulai untuk mencari energi baru dengan menseriusi lagi energi dari air, panas bumi dan matahari.
Pemerintah berhasil mengkonversi minyak tanah menjadi elpiji. Pemasangan infrastruktur gas ke rumah-rumah warga dan penyalauran lebih banyak gas negara.
Untuk terus melakukan eksplorasi, Jokowi terus menginstruksikan Pertamina melakukan pencarian sumur minyak baru dengan menggaet peneliti dan investor dari luar.
Penemuan cadangan minyak baru di perbatasan Kalimantan dan penambahan target pengeboran sumur-sumur baru, diharap dapat menjadi sinar cerah bagi kedaulatan energi.
ADVERTISEMENT
Lalu peningkatan produksi, pemerintah mencanangkan megaproyek 35 ribu megawatt sebagai jalan keluar dari defisit listrik dan untuk mencapai target rasio elektrifikasi 97% di 2019. Tidak hanya itu saja, pembangunan cadangan penyangga energi lewat pemetaan lokasi yang tepat sehingga cadangan bisa digunakan tepat sasaran.
Namun yang paling terasa penting adalah Pertamina yang berinisiatif untuk menambah produksi minyak bumi Indonesia dengan pengelolaan kilang baru dan pembaruan kilang lama. 6 kilang yang akan menjadi pilar produksi minyak Indonesia diharapkan bisa melepaskan Indonesia dari impor minyak di tahun 2023.
Kilang-kilang ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan BBM Indonesia. Proyek BBM Satu Harga menjadi pelengkap yang manis dengan menerapkan harga yang sama di tiap daerah sehingga tidak ada kesenjangan harga BBM yang dapat berpengaruh pada ekonomi daerah.
ADVERTISEMENT
Kedaulatan energi mungkin terasa masih jauh terwujud. Namun pemerintah kita sudah mulai melangkah menuju ke sana. Seluruh masyarakat Indonesia harus dapat menjaga dan mendukung impian ini karena ini semua demi kemajuan ekonomi Indonesia juga.
Kita harus mulai yakin pada diri kita sendiri bahwa kedaulatan energi, pasti Indonesia bisa!