Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kilang-kilang yang Akan Membawa Perubahan Bagi Indonesia
8 April 2017 0:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Budi Hermawan C. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya tulisan atau artikel yang sering menggunakan data yang tidak tepat, kali ini saya ingin berbagi data. Mencoba merangkaikan angka-angka dalam sebuah tulisan itu ternyata tidaklah mudah (ternyata), padahal angkanya bukan angka-angka yang sulit.
ADVERTISEMENT
Seperti kita ketahui (dan selalu saya bahas di tulisan saya di channel yang lain), BBM adalah kebutuhan penting bagi manusia. Angka kebutuhan BBM di dunia meningkat di kuartal akhir tahun lalu, yaitu 95 juta bph yang mana sebelumnya ada di level 93 juta bph. Peningkatan ekonomi dan taraf hidup manusia menjadi penyebabnya.
Untuk kawasan Asia, tahun ini kebutuhan BBM sudah mencapai 905 ribu bph, dengan gambaran detailnya, Tiongkok mengkonsumsi 377 bph, India dengan 292 ribu bph dan 106 ribu bph BBM dikonsumsi oleh Korea Selatan. Peningkatan akibat kebutuhan ini tidak mungkin tidak terjadi di negara kita. Tapi pernahkah Anda tahu berapa besar kebutuhan minyak di Indonesia?
Pada tahun 2016, konsumsi BBM Indonesia mencapai 1,6 juta bph dengan produksi minyak sekitar 820 - 830 ribu bph. Ini berarti ada defisit yang terpaksa ditutupi oleh impor minyak. Produksi minyak ini tentu saja datang dari kilang-kilang yang dikelola oleh Pertamina. Defisit inilah yang akhirnya mendorong presiden Jokowi untuk menargetkan agar Indonesia harus lepas dari ketergantungan minyak impor dan harus bisa Swasembada BBM.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dengan dukungan Pertamina adalah meningkatkan eksplorasi energi terbarukan juga sumber minyak baru dan menambah produksi serta meningkatkan cadangan minyak. Kilang-kilang minyak Indonesia pun digenjot agar bisa menambah produksinya. Maka dimulailah megaproyek RDMP (Refinery Development Master Plan) untuk empat kilang di Balikpapan, Balongan, Dumai dan Cilacap serta NGRR (New Grass Root Refinery) yang akan membangun kilang baru di Tuban dan Bontang.
Enam kilang yang akan membawa perubahan penting bagi Indonesia. Bagaimana tidak, kilang-kilang ini diprediksi dapat menambah produksi minyak Indonesia menjadi 2,2 juta bph di akhir proyek, sekitar tahun 2023-2025. Dari yang hanya 820-830 ribu bph menjadi 2,2 juta bph adalah sebuah peningkatan yang sangat signifikan!
ADVERTISEMENT
Dalam proyek RDMP dan NGRR yang akan menghabiskan dana sekitar 500 triliun rupiah ini, akan ada pihak luar yang membantu menggarapnya. Kilang paling besar di Indonesia, RU IV Cilacap diperkirakan dapat memproduksi 370 ribu bph dan petrokimia aromatic menjadi 600 KTPA dan polypropylene menjadi 160 KTPA. Kilang Cilacap diprediksi akan menjadi kilang minyak terbaik di Asia. Sementara salah satu kilang minyak baru, NGRR Tuban yang kini sedang digarap pembangunannya dapat menghasilkan 320 ribu bph ketika beroperasi nanti sehingga bisa menghasilkan 15 juta ton minyak mentah per tahun.
Enam kilang inilah yang bila digarap serius dan tepat waktunya akan mengantarkan Indonesia menuju masa Swasembada BBM. Indonesia tidak akan lagi ketergantungan minyak impor yang selalu menyita devisa negara, belum lagi menghasilkan sport jantung bila harga minyak dunia naik. Enam kilang ini akan memberikan perubahan yang manis bagi Indonesia, mengecap mimpi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, Indonesia yang mandiri dan berdaulat energi!
ADVERTISEMENT