Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mendorong Investasi Berkesinambungan di Indonesia
13 September 2022 20:05 WIB
Tulisan dari Budi Prasetyo S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isu lingkungan dan tanggung jawab sosial telah menjadi topik yang tidak terpisahkan dari investasi, dan setiap tahunnya semakin banyak yang mempertimbangkan bagaimana investasi mereka dapat mempengaruhi perusahaan besar untuk mengambil langkah-langkah menjadi lebih hijau dan bertanggung jawab, apakah itu mengurangi jejak karbon mereka, menawarkan transparansi dalam praktik manufaktur dan atau melakukan investasi yang sejalan dengan etika dan tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
CEO BlackRock (salah satu perusahaan asset management terbesar di dunia) Larry Fink pada tahun 2020 pernah mengirimkan surat kepada koleganya sesama eksekutif di BlackRock, dalam surat itu, Fink berkata, “Perubahan iklim telah menjadi faktor penentu dalam prospek jangka panjang perusahaan.” Dan Fink, dengan tegas mengatakan "Saya yakin kita berada pada ujung perubahan keuangan yang mendasar."
Hal-hal tersebut di atas menjadi salah satu katalisator meningkatnya investasi yang berkesinambungan atau dikenal juga dengan investasi berdasar pada Environmental, Social, and Governance (ESG), dimana investasi dengan basis kepada ESG telah menjadi tren di dunia dengan semakin banyaknya asset manager menawarkan produk-produk investasi yang sejalan dengan konsep tersebut.
Bahkan dalam salah satu riset yang dilakukan oleh Clark, Feiner dan Veihs pada tahun 2014 disampaikan bahwa 88% dari riset mereka menyatakan penerapan ESG yang Solid atau baik berakibat pada performa operasional yang juga lebih baik.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan Global Sustainable Investment Review untuk tahun 2020 yang diterbitkan pada 2021, investasi berkelanjutan global sudah mencapai USD35,3 triliun di lima pasar utama dunia (Amerika Serikat, Canada, Jepang, Australasia (Australia dan Asia) dan Eropa) terdapat peningkatan 15% dalam dua tahun terakhir (2018-2020) dan peningkatan 55% dalam empat tahun terakhir (2016-2020). Dan yang lebih mengegembirakan Aset investasi berkelanjutan yang dikelola (Asset Under Management) mencapai hingga total 35,9% dari total aset yang dikelola, naik dari 33,4% pada 2018.
Di Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025) yang pada intinya mendukung akselerasi pembentukan ekosistem keuangan yang berkelanjutan dimana sebelumnya OJK juga telah mengeluarkan POJK Nomer 51 tahun 2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik yang diantaranya mewajibkan adanya laporan sustainabilitas atau sustainability report dengan 8 prinsip yang harus ada yaitu prinsip investasi bertanggungjawab, prinsip strategi dan praktik bisnis berkelanjutan, strategi pengelolaan risiko sosial dan lingkungan hidup, prinsip tata kelola, prinsip komunikasi yang informatif, prinsip inklusi, prinsip pengembangan sektor unggulan prioritas, dan prinsip koordinasi dan kolaborasi.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya penerapan prinsip keuangan berkelanjutan terlihat dari peningkatan dana kelolaan reksa dana maupun ETF berbasis indeks yang menggunakan metode penilaian berbasis ESG atas saham-saham Perusahaan Tercatat. Dikutip dari Bisnis.com menggunakan data OJK per 13 mei 2022 terdapat 25 reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang memiliki underlying aset ESG dengan total nilai aktiva bersih sekitar Rp3,5 triliun.
Dengan kondisi tersebut peran Manajer Investasi atau Asset Managers dapat dikatakan berada pada posisi yang unik terkait dengan perannya, dimana mereka harus tegas dan patuh pada isu-isu ESG yang dijanjikan sebagai bagian tanggung jawab terhadap market atau pemilik modal dan yang tidak kalah penting adalah melakukan edukasi dan sosialisasi pentingnya investasi dengan paradigma yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
\---\
Live Update