Hati-Hati, Sumber Daya Alam Melimpah Bisa Menjadi Kutukan

Konten dari Pengguna
8 Februari 2018 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kekayaan alam yang dimiliki suatu bangsa, termasuk Indonesia, tidak menjamin kesejahteraan bangsa tersebut.
Itu sebuah pengingatan sekaligus peringatan bagi kita semua. Karena memiliki sumber daya alam yang melimpah bisa menjadi "kutukan" bagi bangsa tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemikiran bahwa kekayaan SDA bisa digolongkan sebagai kutukan alih-alih anugerah ekonomi mulai muncul pada tahun 1980-an. Tesis "kutukan sumber daya" pertama dipakai oleh Richard Auty tahun 1993 untuk menjelaskan bagaimana negara-negara yang SDA-nya berlimpah justru tidak mampu memanfaatkan kekayaan tersebut untuk mendorong perekonomian mereka. Sebaliknya, pertumbuhan ekonominya justru lebih lambat daripada negara-negara yang SDA-nya sedikit.
Beberapa penelitian, termasuk oleh Jeffrey Sachs dan Andrew Warner telah memperlihatkan hubungan antara keberlimpahan sumber daya alam dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu, substansi dari pernyataan Presiden Jokowi di atas sudah tepat. Bahwa daripada kita berfokus membangga-banggakan kekayaan SDA kita, akan menjadi lebih baik bila kita memperhatikan secara serius sumber daya manusia yang kompeten.
ADVERTISEMENT
Karena bila SDA kita sangat kaya, namun tanpa diimbangi oleh kemampuan SDM yang mumpuni untuk mengelolanya, bisa menjadi mara bahaya bagi bangsa Indonesia sendiri.
Itu bisa menimbulkan eksploitasi alam yang tidak ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat secara luas. Dampaknya, kemiskinan dan ketimpangan ekonomi tetap menjadi masalah utama.
Tanpa SDM yang maju, kita tak bisa meningkatkan nilai-tambah produk dari hasil alam. Alhasil, kita hanya akan menjadi penghasil barang mentah terus, tanpa ada upaya industrialisasi.
Padahal hanya melalui industrialisasi produktivitas kerja itu bisa berkali-kali meningkat. Juga bisa menghasilkan kesejahteraan lebih baik.
Apa yang dikatakan Presiden Jokowi sepenuhnya benar bahwa sumber daya alam seringkali justru memanjakan dan membuat kita malas. Itu bisa mengalahkan daya juang dan membuat kita lengah serta tidak mendorong untuk berinovasi dan berkreasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, yang mempengaruhi kesejahteraan suatu bangsa adalah stabilitas sosial dan politik. Selain itu juga manajemen pemerintahan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kreativitas dan inovasinya. 
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang luhur, kita harus bekerja keras memenuhi itu semua. Tak cukup hanya dengan SDA yang melimpah.
Itulah sebenar-benarnya mensyukuri nikmat Tuhan YME.