Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Pencerdasan Gerakan Anti Kekerasan Seksual: Bagaimana Cara Merawat Korbannya?
11 Februari 2025 6:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Bagas Eko Budiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo - KKN Tim I Universitas Diponegoro 2024/2025 melaksanakan program kerja multidisiplin 2 dengan mengusung tema "Pencerdasan Gerakan Anti Kekerasan Seksual Bagi Pelajar" di SMK Tunas Bangsa, Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 3 Februari 2025 dengan tujuan memberikan pencerdasan dan edukasi mengenai gerakan anti kekerasan seksual serta pola perawatan yang tepat bagi korban kekerasan seksual yang terindikasi HIV/AIDS, dengan harapan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi para pelajar.
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual adalah masalah serius yang dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, status sosial, atau jenis kelamin. Namun, pelajar, terutama remaja, sering kali menjadi kelompok yang rentan menjadi korban kekerasan seksual. Selain dampak psikologis yang mendalam, kekerasan seksual juga dapat berisiko tinggi terhadap penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS.
![Foto Pelaksanaan Kegiatan Pencerdasan Gerakan Anti Kekerasan Seksual Bagi Pelajar di SMK Tunas Bangsa. Sumber: Dokumentasi pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkram4n0p2ep4pmh3yfvktr3.jpg)
Pemaparan materi dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan seksual, dampak kekerasan seksual, mengapa penting untuk menghindarinya, dan bagaimana remaja dapat melindungi diri dari potensi ancaman tersebut. Selain memberikan pencerdasan mengenai kekerasan seksual, gerakan ini juga memberikan pengetahuan praktis mengenai pola perawatan bagi korban kekerasan seksual yang terindikasi terpapar HIV/AIDS.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari pelajar yang merasa lebih siap untuk menghadapi ancaman kekerasan seksual dan lebih terbuka dalam mencari bantuan jika diperlukan. Salah satu peserta mengungkapkan, "Sekarang saya jadi tahu lebih banyak tentang hak saya dan cara melindungi diri. Saya juga belajar bagaimana membantu teman-teman saya jika mereka mengalami hal yang sama."
ADVERTISEMENT