APPERTI Kutuk Dugaan Kecurangan Pemilu

Konten dari Pengguna
23 April 2019 20:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Budiharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasangan Capres 01 dan 02 terlihat akrab berkomunikasi. (Dok. Kumparan)
Jakarta – Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (APPERTI) mengutuk keras adanya kecurangan penyelenggaraan Pemilu 2019. Sekjen APPERTI, Dr. Taufan Maulamin, SE, AK, MM, menegaskan banyaknya kasus kecurangan Pilpres menjadi preseden buruk. Menurutnya, hal itu akan berdampak pada Pemilu 2019 sebagai Pemilu terburuk sejak Reformasi.
ADVERTISEMENT
“Kita mendukung upaya pengungkapan adanya kecurangan Pemilu, seperti penggelembungan suara bagi Capres dan Cawapres 01 dan penyusutan suara bagi pasangan 02,” kata Taufan Maulamin seperti dikutip dari rilis yang disebarkannya kepada wartawan pada Selasa (23/4/2019).
Disebutkannya, kecurangan semakin tampak karena di berbagai daerah ditemukan surat suara yang telah tercoblos. Selain itu, di luar negeri, menurutnya, banyak WNI yang tidak bisa mencoblos karena sikap Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang tidak kompromistis.
“Di luar negeri, banyak rakyat Indonesia tidak mencoblos karena kehabisan surat suara atau alasan lainnya," tandanya.
j
Sekjen APPERTI Taufan Maulamin (Dok Pribadi)
Taufan mendukung berbagai pihak untuk melaporkan adanya kecurangan tersebut agar Pemilu 2019 bisa jujur dan adil.
“Sebagai akademisi, kita memiliki kepentingan besar terhadap penyelenggaraan Pemilu yang jujur dan adil. Tanpa keduanya, maka integritas KPU dipertanyakan dan keabsahan hasil Pemilu juga bisa ternoda,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, Taufan juga mengimbau semua pihak untuk menjaga kondusifitas pascapemilu. Dia tidak ingin terjadi perpecahan sesama anak bangsa.
“Untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara, kita mendesak KPU untuk jujur dan adil dalam menghitung hasil suara,” katanya lebih lanjut. (*)