Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Krisis Persepsi Streamer-Viewers Sawer Online TikTok: Antara Sadar, Tak Sadar
13 Oktober 2023 19:16 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bulan Churniati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mencuat, fenomena sawer online yang dilakukan pada media live stream terutama TikTok. Penjualan konten-konten yang menjual kesedihan dan rasa iba seperti mandi lumpur, menyuap bayi dengan makanan, orang tua sebagai visualisasi streamer, dan masih banyak lagi mampu meraup penghasilan ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Siapa yang tak tahu sawer? Ya! Budaya kuno nusantara berupa kegiatan penonton membagikan uang kepada penampil atas hiburan yang diberikan. Rupa-rupanya aktivitas ini masih kerap dipraktekkan dan berkat digitalisasi yang tidak bisa dihindari, muncullah varian baru berupa sawer online yang memanfaatkan komodifikasi fitur-fitur media sosial sebagai media komunikasi paling terjangkau oleh semua kalangan. Salah satu penerapannya ada dalam bentuk gift live stream platform TikTok.
ADVERTISEMENT
Fitur baru yang dipelopori oleh TikTok menjadikannya platform yang digandrungi khalayak luas. Berbeda dengan Youtube yang mengandalkan pemasukan dari iklan atau Instagram dari endorse produk, pembuat konten di TikTok bisa mendapatkan ‘bayaran’ langsung dari gift yang diberikan penonton. Indonesia sendiri berada di urutan kedua dengan jumlah pengguna aktif TikTok sebesar 99,07 juta orang dengan waktu rata-rata 23,1 jam per bulan (Statista, 2022). Tak heran jika masyarakat kerap memanfaatkan platform TikTok untuk mendapat penghasilan melalui berbagai kontennya dengan atau tanpa memikirkan perspektif lainnya.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menjadi jembatan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk meneliti fenomena ini. Berangkat dari keresahan akan normalisasi konten live stream TikTok yang menyerap simpati menjadi sumber harta, riset sosial humaniora ini dikoordinir oleh Bulan Churniati (Sastra Inggris, 2021) dengan personel multidisiplin berbagai background yaitu Zahra Hafizha Rahma (Ilmu Komunikasi, 2021), Regan Alim Tsaqif (Psikologi, 2022), Aisyah Azka (Geografi, 2020), dan Faruq Saifudin Nurrohman (Peternakan, 2021) serta Syaifa Tania, S.I.P., M.A. sebagai dosen pendamping. Proses pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah melalui survei dengan capaian 401 orang. Kemudian berdasarkan heterogenitas jawabannya, dipilihlah 5 orang untuk mengikuti Focus Group Discussion secara offline dan 3 orang wawancara secara daring untuk penyesuaian persebaran.
Konten live streaming dinilai bersifat positif dan layak untuk ditonton oleh 130 dari 167 responden yang pernah memberikan gift. Sedangkan sebanyak 103 dari 234 responden yang belum pernah memberikan gift menganggap konten ini bersifat negatif. Menurut salah satu responden yang diwawancarai, gift giving ini bersifat positif karena memberi sesuatu yang berharga baginya dan bisa memotivasinya. Menurutnya, konten seperti ini perlu diapresiasi salah satunya dengan memberikan gift. Alasan utama responden memberikan gift adalah bentuk apresiasi, merasa terhibur, dan memberikan gift sebagai bentuk donasi. Berdasarkan data Focus Group Discussion, salah satu responden menjelaskan bahwa konten live streaming ini cukup menghibur, dengan indikatornya adalah mampu mengubah suasana hati responden. Dampak yang diberikannya juga beragam, bisa berdampak kecil, sedang, hingga besar.
ADVERTISEMENT
Dari sejumlah temuan di atas, baik dari survei, wawancara, maupun focus group discussion, dapat diketahui bahwa ada perbedaan perspektif antara penonton sawer online yang memberikan gift dengan penonton sawer online yang tidak memberikan gift. Meskipun kedua golongan penonton ini memiliki perilaku yang berbeda dalam memanfaatkan fitur gift TikTok untuk konten sawer online, tetapi keduanya sepakat bahwa gift yang diberikan pada konten sejenis tersebut adalah bentuk apresiasi terhadap usaha yang dilakukan oleh streamer, merasa terhibur dengan streamer, serta merasa gift merupakan bentuk donasi/sumbangan kepada streamer. Secara khusus, penonton yang tidak memberikan gift menganggap bahwa kegiatan yang dilakukan dalam konten sawer online merupakan tindakan yang tidak pantas untuk menjadi konsumsi publik. Pun apabila alasannya adalah untuk berdonasi, maka penonton yang tidak memberikan gift menganggap bahwa TikTok bukan merupakan platform yang tepat untuk berdonasi. Apabila seseorang ingin menggalang dan memberikan donasi, maka harus memanfaatkan platform yang berbeda yang memang sesuai dengan esensinya.
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan bukan hanya berhenti pada aksi mencari, melainkan juga menyebarkan apa yang perlu disebar—pemahaman masyarakat akan fenomena ini. Maka dari itu, tim PKM RSH Sawer Online pun memiliki berbagai sosial media yang berisi tentang edukasi serta anjuran bagi masyarakat untuk memilah tontonannya. Harapan kedepannya, setelah program ini selesai, akan ada banyak program lain yang terinfluensi untuk mengajak masyarakat melek persepsi.
Referensi
Ceci, L. 2022. TikTok Users by Country 2022. URL: https://www.statista.com/statistics/1299807/number-of-monthly-unique-tiktok-users/. Diakses tanggal 16 Februari 2023.