Konten Media Partner

12 Kantong Jenazah Korban Heli MI 17 Berhasil Dievakuasi

15 Februari 2020 8:41 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses evakuasi 12 jenazah helikipter MI 17 di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. (Dok: Penrem 172/PWY)
zoom-in-whitePerbesar
Proses evakuasi 12 jenazah helikipter MI 17 di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. (Dok: Penrem 172/PWY)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Tim evakuasi berhasil mengumpulkan 12 jenazah korban helikopter MI 17 yang jatuh di Puncak Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang pada Juni 2019.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi menyebutkan proses evakuasi telah dilakukan sejak pukul 06.00 WIT, Sabtu (15/2), dengan menggunakan 2 unit heli Penerbad dan 1 unit heli PT Intan Angkasa.
"Saat ini, 12 jenazah sudah berada di Bandara Oksibil dan akan langsung diterbangkan menuju Jayapura," kata Dax.
12 jenazah penumpang helikopter MI 17 berhasil dibawa ke Bandara Oksibil dan selanjutkan akan dievakuasi ke Jayapura. (Dok: Penrem 172/PWY)
Sejak Kamis (13/2), proses evakuasi oleh satu pleton anggota Batalyon 751 telah dilakukan. Personel Raider itu diturunkan pada ketinggian 11 ribu feet di Puncak Mandala, lokasi terdekat jatuhnya heli MI 17.
Lalu, pada jumat (14/2), tim evakuasi menuju ke lokasi puing-puing heli, untuk mengevakuasi 12 orang jenazah yang merupakan penumpang heli Penerbad di ketinggian sekitar 12.500 feet. Hingga akhirnya pagi ini tim evakuasi berhasil mengevakuasi 12 orang penumpang heli.
Sejumlah personil TNI Polri di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang disiapkan dalam proses evakuasi 12 jenazah korban MI 17. (Dok: Penrem 172/PWY)
Heli MI-17 Penerbad Nomor Reg HA 5138 dinyatakan hilang sejak 28 Juni 2019 lalu. Heli dinyatakan lost contact saat terbang dari Oksibil menuju Jayapura, sesaat setelah melaksanakan dropping logistik bagi Pos TNI di Kabupaten Pegunungan Bintang.
ADVERTISEMENT
Heli MI 17 mengangkut 7 orang crew Penerbad dan 5 orang prajurit Satgas Yonif 725 Wrg. Dari pengamatan udara terhadap puing-puing pesawat, diduga kuat dugaan bahwa heli itu menabrak dinding tebing saat cuaca berkabut tebal.