300 Warga Papua Nugini Diundang ke Acara Perayaan HUT Ke-74 RI

Konten Media Partner
17 Agustus 2019 13:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Papua Nugini yang berada di Distrik Sota, Kabupaten Merauke. (Dok: Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Papua Nugini yang berada di Distrik Sota, Kabupaten Merauke. (Dok: Polda Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Sebanyak 300 Warga Negara Papua Nugini yang bermukim di perbatasan Papua dan Papua Barat, tepatnya di Kampung Sota, Kabupaten Merauke, diundang mengikuti upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia (RI).
ADVERTISEMENT
Ini bukan pertama kalinya mereka diundang ke perayaan Hari Kemerdekaan RI. Setiap tahunnya, warga di sekitar kampung yang berbatasan dengan Papua dan Papua Nugini di Kota Merauke selalu diundang menghadiri perayaan HUT RI.
"Kami sangat senang berkunjung ke saudara kami di Papua. Apalagi saudara kami di Indonesia sedang merayakan kemerdekaan negaranya. Banyak kegiatan yang membuat kami rindu pada perayaan ulang tahun Indonesia ini, misalnya tarian atau makanan dalam pesta itu," kata Silas Ndiken, koordinator WN Papua Nugini, sambil tersenyum.
Istri dari Mr Geoffrey Wiri, Konsulat Jenderal Papua Nugini ,yang ikut dalam perayaan HUT RI di Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Pratiwi)
Sementara di Kota Jayapura, Mr. Geoffrey Wiri, Konsulat Jenderal Papua Nugini di Jayapura, bersama istrinya, ikut menyaksikan jalannya upacara peringatan HUT RI di Lapangan Mandala Jayapura, yang dipimpin oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, sebagai inspektur upacara.
ADVERTISEMENT
Istri Mr. Geoffrey bahkan ikut menari bersama dengan para pejabat Pemerintah Provinsi Papua dan institusi terkait.
"Saya sangat terkesan mendapat undangan dari Pemerintah Provinsi Papua. Tahun ini adalah kali kedua, kami mendapatkan undangan untuk melihat dari dekat upacara HUT ke-74 RI," ujarnya, Sabtu (17/8).
Mr Geoffrey yakin persahabatan dan hubungan kerjasama antara Papua Nugini dan Provinsi Papua dapat terus berjalan dengan baik. (Pratiwi)