4 Desa di Maima Jayawijaya Terendam Banjir, Warga Gagal Panen

Konten Media Partner
10 Februari 2023 16:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir di Maima Jayawijaya, Papua Pegunungan. Foto: Stefanus Tarsi/BumiPapua
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di Maima Jayawijaya, Papua Pegunungan. Foto: Stefanus Tarsi/BumiPapua
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wamena, BUMIPAPUA.COM- Empat desa di Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan terendam banjir. Ke-4 desa itu adalah Desa Menagaima, Minimo, Kepi dan Maima.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, ratusan hektare kebun milik warga terendam banjir dan gagal panen. Rata-rata kebun warga ditanami kentang, jagung, keladi, bawang, cabe rawit dan sayur mayur lainnya.
Banjir dikarenakan curah hujan yang tinggi dalam satu minggu belakangan dan menyebabkan Sungai Baliem yang merupakan sungai terbesar di Wamena meluap.
"Luapan Sungai Baliem membuat pemukiman dan kebun terendam banjir. Kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Bahkan dalam setahun, kami bisa terendam banjir 4 kali, biasanya bulan Januari, Februari, Maret dan Oktober," kata Letus Wamu, warga setempat yang ditemui di Kampung Menagaima Wamena, Jumat (10/2/2023).
Banjir di Maima Jayawijaya, Papua Pegunungan. Foto: Stefanus Tarsi/BumiPapua
Letus menyebutkan harusnya saat ini sudah musim panen, namun karena terendam banjir, maka panen pun gagal. "Kami mau ambil sayuran dan umbi-umbian sangat sulit, karena genangan air masih tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyebutkan banjir yang melanda warga menjadi pelajaran untuk pintar membaca alam di Wamena. "Jika musim hujan tiba, harusnya tak boleh ke kebun di dataran rendah, melainkan membuka kebun di dataran lebih tinggi," jelasnya.
Saat ini, warga kesulitan untuk bahan makanan karena kondisi kebun masih terendam banjir. Jika pun ingin ke kebun mengambil umbi-umbian atau sejenisnya, maka harus menggunakan perahu. Tapi yang tak punya perahu akan kewalahan.
"Dampaknya warga kekurangan makanan, ditambah lagi belum ada bantuan beras raskin dari pemerintah. Namun, hingga saat ini raskin juga datang," katanya.
Meskipun intensitas hujan telah berkurang dan debit Sungai Baliem mulai turun, namun air masih menggenangi perkebunan warga dan menutupi badan jalan dan sejumlah rumah warga, sehingga mengganggu juga aktivitas warga.
ADVERTISEMENT