news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

41 Pekerja Sriwijaya Air Manokwari Terancam Jadi Pengangguran

30 Juli 2019 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi salam terakhir para pekerja Sriwijaya Air di Bandara Rendani Manokwari. (BumiPapua.com/Irsye Simbar)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi salam terakhir para pekerja Sriwijaya Air di Bandara Rendani Manokwari. (BumiPapua.com/Irsye Simbar)
ADVERTISEMENT
Manokwari, BUMIPAPUA.COM – Raut muka Everdina Sada sendu. Air matanya deras membasahi pipinya. Ia terus-terusan menangis dan tak dapat lagi menutupi kesedihannya, setelah tak lagi bekerja pada bagian Check In Counter Sriwijaya Air Manokwari, pasca maskapai penerbangan itu menutup rutenya di Manokwari pada hari ini, Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
“Hari ini saya sudah jadi pengangguran, tidak tahu mau kerja dimana? Saya kecewa, sedih. Ini mata pencaharian kami. Kebanyakan kami disini adalah anak asli Papua. Tolong, bapak gubernur, dimana lagi kami dapat bekerja,” kata Everdina penuh isak tangis.
Everdina yang menjadi tulang punggung keluarganya tak berjuang sendirian, ada 41 orang pekerja di Sriwijaya Air mengalami hal yang sama, dampak dari hengkangnya Maskapai Sriwijaya Air di Manokwari.
Sebanyak 41 karyawan Sriwijaya Air Manokwari, 70 % adalah orang asli Papua yang juga terancam jadi pengangguran.
General Manager PT Gapura Angkasa Cabang Manokwari, Gunardi menyebutkan 41 orang karyawan Sriwijaya Air bekerja dibawah PT Gapura Angkasa terancam dirumahkan.
“Jika Sriwijaya Air tak lagi melayani Manokwari, maka secara otomatis para karyawan ini tak lagi bekerja di Bandara Rendani,” jelasnya, Selasa (30/7).
Rapat pekerja Sriwijaya Air di Bandara Rendani Manokwari. (BumiPapua.com/Irsye Simbar)
Kata Gunardi, seluruh karyawan yang bekerja di Bandara Randani direkrut oleh pihak ketiga, diantaranya perusahaan Cahaya Alam Agung.
ADVERTISEMENT
“Terkait hak dari 41 karyawan, diantaranya pesangon dan sebagainya baru akan dibicarakan pada Kamis (1/8) bersama dengan Direktur Cahaya Agung,” jelasnya.
Gunardi menyebutkan sejak awal, perusahaannya fokus memperkerjakan orang asli Papua (OAP). Sayangnya dengan tutupnya rute Sriwijaya Air, maka para karyawan yang saat ini telah memiliki keluarga terancam menjadi pengangguran.
“Para karyawan ini sudah terampil dan paham. SDM yang kami miliki sudah bagus dan mereka bertanggungjawab setiap bidangnya,” katanya.
Gunardi juga menyayangkan tutupnya rute Sriwijaya Air di Manokwari, berimbas pada sisi operasional, logistik dan perekonomian daerah setempat.
“Tutupnya rute Manokwari, maka otomatis rute Manokwari-Jayapura tak ada lagi. Sebab hanya pesawat ini yang melayani penerbangan ke Jayapura,” ucapnya.
Sebelumnya, maskapai Garuda melayani rute Manokwari – Jayapura. Lalu rute itu dialihkan ke Sriwijaya Air. Namun, karena rute ini tutup, maka kemungkinan terbesar, Manokwari-Jayapura atau sebaliknya menggunakan transportasi kapal laut.
ADVERTISEMENT
Gunardi berharap kepada semua pihak, jika ada hal yang tidak jelas tentang penerbangan di Bandara Rendani, agar menanyakan langsung kepada pihak maskapainya, sehingga tidak terjadi salah paham. (Irsye Simbar)