9 Sesar Pemicu Gempa Bumi di Bumi Cenderawasih Bergerak Aktif

Konten Media Partner
16 Januari 2021 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi (Foto:  Tumisu from Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi (Foto: Tumisu from Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- BMKG wilayah V Jayapura menyebutkan pergerakan 9 sesar di Papua dan Papua Barat perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Ke-9 sesar itu, terbentang mulai dari Sesar Sorong di Sorong dan Sesar Ransiki di Ransiki wilayah Papua Barat. Sementara di wilayah Papua, mulai dari Sesar Yapen di Wilayah Serui dan Biak, Zona Patahan Waipoga, Wandamen, Sesar Sungkup Weyland di Nabire dan sekitarnya.
Kemudian Zona Lajur Anjak Mamberamo di wilayah Sarmi dan sekitarnya. Zona pengangkatan Cycloop di Jayapura dan sekitarnya, serta Lajur Anjak Pegunungan Tengah di wilayah Wamena dan sekitarnya.
Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran (BBMKG) Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto menjelaskan pergeseran sesar dapat menyebabkan gempa bumi.
"Sepanjang tahun 2020 terjadi 1.597 kali gempa di Papua dan Papua Barat yang diakibatkan dari pergerakan 9 sesar tersebut. 9 Sesar ini perlu diwaspadai karena pergerakannya sangat aktif dan rawan terjadi gempa bumi tektonik," katanya, Sabtu (16/1).
ADVERTISEMENT
Kata Dedy, terutama untuk warga yang berdiam di 9 jalur sesar harus meningkatkan mitigasi, karena wilayah Papua dan Papua Barat merupakan kawasan rawan terjadi gempa.
"Sepanjang 2020, kekuatan gempa di Papua dan Papua Barat mencapai magnitudo 4 hingga di atas 5," jelasnya.
Sementara ditinjau dari kedalaman gempa bumi tersebut didominasi oleh gempa bumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 70 hingga 300 kilometer.
"Gempa ini juga rawan memicu gelombang tsunami dalam waktu beberapa menit saja. Potensi terjadi tsunami apabila terjadi gempa di atas Magnitudo 7 dan kedalaman dangkal. Warga segera harus mencari tempat yang aman apabila terjadi kondisi tersebut, " tutur Dedy.
Dirinya berharap masyarakat bisa melakukan mitigasi bencana dan evakuasi mandiri dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku ketika terjadi gempa bumi berkekuatan besar.
ADVERTISEMENT