Alasan Pintu Perbatasan Papua dan Papua Nugini untuk Segera Dibuka

Konten Media Partner
9 Desember 2021 19:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu Perbatasan Papua dan Papua Nugini di Skouw, Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu Perbatasan Papua dan Papua Nugini di Skouw, Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai berharap pintu perbatasan antara Papua dan Papua Nugini segera dibuka.
ADVERTISEMENT
Hal ini untuk mencegah adanya jalur ilegal yang dilakukan oleh pelintas batas dua negara. "Jika terlalu lama ditutup dan tak ada kepastian untuk kembali dibuka, bisa saja menimbulkan jalur-jalur tikus bagi pelintas batas di dua negara. Justru ini yang berbahaya dan memudahkan barang ilegal juga bisa masuk di negara kita," kata Suzana.
Pintu perbatasan Papua dan Papua Nugini mulai ditutup pada Maret 2020, awal terjadinya pandemi COVID-19 di Papua. Sampai saat ini pintu tersebut masih tertutup.
"Jika ada pembukaan pintu perbatasan, harus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pencegahan pandemi COVID-19. Untuk tahapan awal, pintu perbatasan bisa dibuka seminggu satu kali atau dua kali," jelasnya, Kamis (9/12).
ADVERTISEMENT
Suzana menjelaskan kedua negara telah melakukan rapat bersama pada 6 Desember lalu dan masih menunggu keputusan akhirnya.
"Yang dibahas bukan hanya soal pembukaannya saja, tapi isunya lebih spesifik. Apalagi adanya varian baru. Walaupun belum ada temuan varian baru di Papua ataupun di Papua Nugini, namun harus ada pencegahan," jelasnya.
Suzana menjelaskan perlintasan warga pada dua negara ini saling membutuhkan. Apalagi menyangkut perputaran roda perekonomian. Misalnya banyaknya aktivitas jual beli di Pasar Perbatasan Skouw.
Pasar Skouw menjadi pasar satu-satunya bagi warga Papua Nugini untuk membeli kebutuhan hidupnya, mulai dari sembako hingga perlengkapan elektronik. Warga Papua Nugini mengklaim barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar ini lebih murah dan terjangkau dibandingkan di Papua Nugini.
ADVERTISEMENT