Konten Media Partner

Arkeolog Papua Temukan Motif Putri Duyung pada Tiang Rumah Adat Sentani

23 September 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motif putri duyung yang ditemuan pada tiang rumah Obhee (Foto Dok: Balai Areologi/Hari Suroto)
zoom-in-whitePerbesar
Motif putri duyung yang ditemuan pada tiang rumah Obhee (Foto Dok: Balai Areologi/Hari Suroto)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura menemukan ukiran motif putri duyung pada tiang rumah Obhee atau rumah adat Suku Sentani.
ADVERTISEMENT
Motif putri duyung diukirkan pada tiang rumah adat, berwarna hitam dan putih. Putri duyung digambarkan sebagai perempuan cantik yang memiliki rambut tergerai indah mempesona, sedangkan bagian bawah berupa ikan berekor.
Daud Wally, tokoh masyarakat Kampung Donday berkisah cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Sentani bagian barat pada masa lalu menyebutkan leluhur masyarakat Sentani ada yang berasal dari wilayah matahari terbit atau daerah Pasifik.
"Ukiran putri duyung berfungsi sebagai pengingat bahwa leluhur masyarakat Sentani berasal dari Pasifik di sebelah timur Sentani. Saat ini putri duyung telah menjadi lambang marga di Danau Sentani bagian barat," katanya, Rabu (23/8).
Motif ikan hiu gergaji pada tiang rumah Obhee (Foto Dok: Balai Areologi/Hari Suroto)
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menuturkan putri duyung dikenal dalam cerita rakyat digambarkan hidup di lautan. Secara ilmiah duyung disebut dugong dugon. Dugong bukanlah sejenis ikan tetapi tergolong dalam hewan mamalia laut pemakan tumbuhan lamun. Padang lamun banyak ditemukan di teluk-teluk perairan Pasifik selatan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan putri duyung identik dengan budaya masyarakat pantai. Keberadaan motif putri duyung di Danau Sentani membuktikan bahwa kehidupan masyarakat Danau Sentani tidak bisa dilepaskan dari laut.
Hal ini dibuktikan dengan temuan arkeologi berupa cangkang moluska laut Verenidae dan Arcidae di situs prasejarah Yomokho, di Kampung Dondai.
"Keberadaan cangkang moluska laut membuktikan bahwa manusia prasejarah yang menghuni Situs Yomokho telah melakukan kontak dengan masyarakat pesisir atau dalam beraktivitas mereka hingga pesisir," katanya.
Temuan Lainnya
Mo
Selain motif putri duyung, penelitian di Obhee Kampung Dondai juga menemukan ukiran ikan hiu gergaji di tiang rumah. Pada masa lalu, sebelum kehadiran manusia, Danau Sentani adalah laut yang menjadi habitat fauna laut termasuk ikan hiu gergaji.
ADVERTISEMENT
Proses geologi menjadikan Laut Sentani menjadi sebuah danau air tawar, ikan hiu gergaji kemudian beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ikan hiu gergaji terakhir ditangkap di Danau Sentani pada tahun 1970-an.
Ikan hiu gergaji menjadi sumber inspirasi seni oleh manusia prasejarah hingga seni Sentani masa kini. Motif ikan hiu gergaji digoreskan pada bongkahan batu Situs Megalitik Tutari.
"Motif ikan hiu digoreskan pada tiang rumah Obhee, serta motif ikan hiu gergaji juga digambarkan dalam lukisan kulit kayu Asei," katanya