Konten Media Partner

Asyiknya Bermain dengan Hiu Paus di Nabire

11 Agustus 2019 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung saat memberi makan Hiu Paus di Nabire. (Foto Liza)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung saat memberi makan Hiu Paus di Nabire. (Foto Liza)
ADVERTISEMENT
Nabire, BUMIPAPUA.COM – Hiu Paus dengan nama latin Rhrincodon Typus yang ada di Kabupaten Nabire tentu sudah sangat terkenal. Banyak wisatawan asing dan lokal yang sengaja datang hanya untuk melihat dan merasakan sensasi berenang bersama hiu paus di laut lepas.
ADVERTISEMENT
Biasanya hiu paus ini muncul kepermukaan untuk mencari ikan kecil atau planton yang ada di sekitar bagan nelayan. Untuk mencapai lokasi hiu paus, wisatawan bisa menyewa kapal nelayan atau speed boat.
Tapi ada beberapa aturan yang harus dipatuhi jika berenang bersama hiu paus, salah satunya, wisatawan tak boleh terlalu dekat, apalagi sampai menaiki hiu paus. Selain itu, badan hiu paus yang keras memiliki tekstur seperti amplas sehingga bisa melukai tubuh manusia.
“Saat berenang tadi, saya hanya melihat 3 ekor hiu paus yang sedang diberi makan, tiba-tiba ada yang muncul dari belakang. Tangan saya sampai berdarah karena tak sengaja terkena badannya, ternyata keras, untung saja tak ada hiu ganas,” kata Eko salah satu pengunjung, Minggu (11/8).
dBerenang bersama Hiu Paus di Nabire-Foto Liza
Untuk memancing hiu paus kepermukaan, nelayan bagan biasanya menebarkan ikan-ikan kecil ke laut dan memukul-mukul air agar bau amis dapat tercium. Jika beruntung, wisatawan bisa melihat 7-8 ekor hiu paus.
ADVERTISEMENT
Hiu paus yang muncul dipermukaan biasanya usia remaja dengan panjang badan sekitar 4-5 meter dan lebar mulut 1 meter. Jika nelayan sudah membuang umpan ikan, beberapa hiu paus terlihat berebut dan membuka mulutnya.
Tak hanya itu, kadang hiu paus mendekat seolah mengajak main manusia yang berenang di sekitarnya.
Pengelola wisata, Bram Maruanaya mengatakan, hiu paus di Teluk Cenderawasih yang terdeteksi dan memiliki foto ID sebanyak 142 ekor, sementara yang berhasil dipasangkan satelit tag sebanyak 40 ekor.
“Dari ratusan ekor yang kami temukan hanya ada satu ekor hiu paus betina, karena betina itu jarang sekali naik ke permukan. Hiu paus ini sering migrasi, tapi akan kembali kesini, dia menetap,” kata Bram, Minggu (11/8).
Dermaga perahu Pulau Kali Lemon di Kabupaten Nabire. (Foto Liza)
Pulau Kali Lemon
ADVERTISEMENT
Selain wisata hiu paus, juga ada Kali Lemon Dive Resort. Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Nabire ini juga masuk dalam kawasan konservasi di Teluk Cenderawasih. Bisa kebayangkan, betapa bersih dan terjaganya pulau ini. "Kawasan wisata ini kami kelola dengan konsep pelayanan tradisional," kata Bram.
Bram juga mengatakan, tak hanya wisata menyelam bersama hiu paus, tapi juga akan memberikan beberapa paket wisata yang tak kalah menarik bagi para pengunjung, seperti melihat Burung Cenderawasih dan memancing ikan.
“Ada beberapa ilmuan yang datang untuk melihat burung. Bahkan ada satu ahli burung dari Australi dia merasa kagum karena ada burung yang endemik dari Australi ditemukan disini. Kalau mau lihat, jam 6 pagi harus ada lokasi, itu lebih bagus,” kata Bram.
ADVERTISEMENT
Untuk mengunjungi Pulau Kali Lemon, wisatawan harus melakukan reservasi melalui website kalilemon.com. Semantara untuk tarifnya sendiri WNA dikenakan biaya Rp5 juta per orang dan WNI Rp4 juta per orang. Sedangkan anak usia 11 tahun keatas dikenakan separuh biaya dan 11 tahun ke bawah free.
“Biaya itu full service, selama 2 hari 1 malam. Mulai dari jemput di Bandara Nabire, transportasi, penginapan, makan, alat menyelam dan snorkeling, mengunjungi hiu paus, mancing dan pemantauan burung,” jelas Bram.
Salah satu sudut Pulau Kali Lemon di Kabupaten Nabire. (Foto Liza)
Berdayakan Masyarakat Lokal
Dalam mengelola destinasi wisata ini, kata Bram, pihaknya merangkul penduduk pulau di Kampung Kwatisore untuk bersama-sama memberikan pelayanan kepada para wisatawan.
“Saya lahir dan besar di Nabire, tapi saya melatih masyarakat di sini. Jadi yang bekerja di dapur, motoris dan mekaniknya semua anak-anak dari kampung ini. Awalnya saya dekati kepala suku. Walaupun sampai sekarang masih ada gejolak tapi sebagian besar sudah merasakan manfaat dari tempat ini,” papar Bram.
ADVERTISEMENT
Bram juga mengatakan, tak jarang pendapatan dari lokasi wisata itu digunakan untuk membantu anak-anak pulau untuk biaya masuk kuliah dan biaya skripsi. “Walaupun kita bantu tidak terlalu full, tapi kalau mereka kesulitan kita bantu,” ujarnya.
Kawasan wisata yang mulai dirintis Bram sejak tahun 2010 kini sudah semakin terkenal, bahkan sempat mendapat bantuan dari Kementerian Keuangan untuk pembangunan fasilitas agar wisatawan yang berkunjung merasa nyaman. (Liza)