Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Ilustrasi Buaya. Foto: Shutter Stock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1616910919/f6fjgapnohzzsrcvoihi_h2z9zb.jpg)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Buaya menjadi hewan ditakuti dimanapun, termasuk di Papua.
ADVERTISEMENT
Buaya di Papua dibagi menjadi dua jenis yakni jenis pertama berukuran kecil dan hidup di perairan danau, rawa dan sungai berair tawar. Jenis buaya ini dagingnya menjadi santapan lezat bagi penduduk pedalaman.
Jenis buaya kedua berukuran besar, dikenal juga sebagai buaya air asin atau buaya estuaria.
Buaya air asin hingga saat ini masih menjadi momok bagi orang Papua yang tinggal di pesisir. Buaya jenis ini suka menyerang dan meminta korban manusia.
Arkeolog pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan secara umum, panjang buaya air asin mencapai 7 meter. Oleh karenanya buaya menjadi terlihat sangat mengerikan.
"Musuh alami buaya air asin hanya dua yaitu manusia dan parasit," katanya, Minggu (28/3).
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, Hari menyebutkan tahun 1970 penduduk Kampung Piramat, Asmat pernah membunuh seekor buaya sepanjang 7 meter. Buaya besar ini diyakini pernah memangsa 55 manusia. Mangsa lainnya yang disantap buaya ini adalah anjing dan babi yang tak terhitung jumlahnya.
Catatan Hari Suroto menyebutkan pada April 2016, turis Rusia tewas diserang buaya air asin di Raja Ampat. Buaya ini menghuni spot-spot tertentu di Raja Ampat, untuk melindungi dirinya.
"Buaya biasanya memilih menjauh dari manusia. Begitu mendengar suara mesin perahu, biasanya mereka secepatnya menyembunyikan diri di dalam air. Namun jika habitat mereka terganggu, maka tentu saja mereka akan menyerang manusia seperti yang terjadi pada turis Rusia," katanya.
Meskipun termasuk hewan yang berbahaya, di satu sisi buaya juga tergolong hewan yang sudah langka. Hal ini karena buaya diburu untuk diambil daging dan kulitnya.
ADVERTISEMENT