Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Cerita Mama Yohana, Meraup Untung Menjual Noken di KMAN VI
28 Oktober 2022 20:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Mama Yohana Douw dengan santai mengendarai motornya dari rumahnya di Dok VIII Kota Jayapura ke lokasi Kongres Masyarakat Adat (KMAN) VI di Barnabas Youwe Sentani Kabupaten Jayapura.
ADVERTISEMENT
Jaraknya tak dekat, sekitar 35 kilometer. Jadi, jika dihitung untuk perjalanan pulang-pergi, Mama Yohana menempuh jarak sekitar 70 kilometer.
Walau begitu, ia bahagia menjalani harinya untuk menempuh jarak yang panjang, demi menjual noken hasil rajutannya sendiri.
KMAN dilaksanakan di Tanah Tabi pada 24-30 Oktober 2022. KMAN dihadiri 2000-an duta masyarakat adat dari penjuru nusantara.
Mama Yohana merupakan mama asli Papua penjual noken. Noken merupakan tas rajutan khas asal Papua. Noken biasanya terbuat dari akar pohon atau anggrek hutan. Namun, saat ini beberapa noken yang ditemui ada juga yang terbuat dari benang wol.
Mama Yohana berasal dari Suku Mee yang terletak di wilayah adat Meepago atau dalam tata pemerintahan daerah otonomi baru (DOB), kampung Mama Yohana berada di Provinsi Papua Tengah dengan ibu kota Kabupaten Nabire.
ADVERTISEMENT
Oke, kita tinggalkan DOB yang masih viral di tengah masyarakat Papua saat ini. Kita kembali melihat semangat Mama Yohana untuk berjualan noken karyanya sendiri.
Mama Yohana menjual noken dengan harga yang bervariasi sesuai ukuran dan jenis bahannya, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta. Selain noken, Mama Yohana juga membawa hasil kerajinan tangan lainnya, seperti gantungan kunci dan gelang.
Meraup Untung
Walaupun baru hari ketiga menjual dagangannya di KMAN VI, namun ia mengaku telah meraup untung yang lebih dari hari biasanya. Ia menjelaskan hari pertama berjualan noken, Mama Yohana telah untung Rp 300 ribu dari modal yang dikeluarkan Rp 100 ribu.
Lalu, Mama Yohana mencoba peruntungannya lagi dengan berpindah tempat jualan di Kawasan Pantai Kalkhote yang menjadi lokasi Festival Danau Sentani (FDS). Sayangnya, justru di lokasi FDS dagangannya tak ada yang membeli.
ADVERTISEMENT
"Di area FDS, sa (saya) berjualan noken, topi dan sebagainya. Tapi, tak ada yang membeli. Pengunjung sepi," katanya.
Akhirnya Mama Yohana kembali berjualan di lokasi KMAN VI dan setiap hari ada saja pembeli yang membeli dagangannya. "Hasilnya, lumayan bisa dibawa pulang untuk menghidupi keluarga," katanya
Ia menjelaskan harus tetap berjualan, demi kehidupan keluarganya. "Kalo saya tidak jual noken, saya tidak bisa beli sayur. Bahkan uang jajan buat anak saya tidak ada, makanya saya harus jualan. Walaupun hasilnya sedikit, tapi ada yang bisa saya bawa pulang untuk keluarga," katanya.
Mama Yohana sangat senang jika ada kegiatan kongres atau festival budaya, sehingga ia bisa menjual hasil dagangannya. "Saya mendukung KMAN. Semoga kegiatan ini berjalan dengan baik dan menghasilkan rekomendasi yang baik untuk keberlanjutan masyarakat adat," ujarnya.
ADVERTISEMENT