Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Delegasi West Papua d bawah koordinasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyaksikan Referendum Bougainville di hari terakhir, Sabtu (7/12).
ADVERTISEMENT
Referendum Bougainville telah dimulai tanggal 23 November 2019 dan berakhir pada 7 Desember 2019.
Juru bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom dalam surat tertulis yang diterima BumiPapua.com menyebutkan sesuai jadwal yang telah disepakati oleh Pemerintah Papua Nugini dan PemerintahOotonom Bougainville. Panitia Referendum Bougainville telah bekerja keras, yaitu melakukan pemungutan suara yang telah dilakukan di seluruh wilayah negeri Bougainville dan di seluruh wilayah di Papua Nugini.
Degelasi resmi atas nama bangsa Papua yaitu dari OPM dan TPNPB, serta KNPB telah menyaksikan referendum.
"Ini merupakan penghargaan dan menjunjung tinggal nilai solidaritas sesama bangsa yang telah dan sedang berjuang untuk hak politik penentuan nasib sendiri,” katanya, Minggu (8/12).
ADVERTISEMENT
Kata Sebby, Ketua OPM Jeffrey Bomanak bersama tim delegasinya yaitu dari KNPB dan TPNPB telah menunjukan solidaritas dan kebersamaan, sesuai perjanjian kerja sama antara OPM dan TPNPB, bersama Bougainville Revolution Army (BRA).
“Hal ini menunjukan kedua bangsa memiliki ikatan kekeluargaan yang bersahabat dan harmonis. Persahabatan ini akan bertumbuh sepanjang kedua bangsa ini hidup,” ujarnya.
Referendum kemerdekaan Bougainville dari Papua Nugini digelar Sabtu (23/11). Bougainville adalah daerah kaya sumber daya alam itu kemungkinan besar akan segera jadi negara merdeka.
Sebby menyebutkan kemeriahan dan antusiasme warga begitu terasa di pulau bagian timur Papua Nugini ini. Warga setempat sudah berpuluh-puluh tahun menantikan kemerdekaan dan akhir dari konflik dengan Papua Nugini.
Konflik bersenjata antara pemerintah Papua Nugini dengan pemberontak Bougainville terjadi pada 1988-1997. Sekitar 20 ribu nyawa melayang akibat perang tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 1998, kedua pihak menyepakati gencatan senjata yang bertahan sampai sekarang. Referendum merupakan bagian dari kesepakatan tersebut.