Freeport Gelar Program Pemberian Makanan Tambahan Bagi Balita

Konten Media Partner
5 Agustus 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Freeport menggelar program Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi kurang gizi di Mimika. (Foto Freeport)
zoom-in-whitePerbesar
Freeport menggelar program Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi kurang gizi di Mimika. (Foto Freeport)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Stunting masih menjadi pekerjaan rumah terbesar pemerintah. Salah satu penyebab stunting, kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tubuh, sehingga tinggi badan di bawah standar anak seusianya.
ADVERTISEMENT
Penyebab stunting antara lain adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, buruknya keragaman pangan termasuk sumber protein hewani. Di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diketahui angka stunting yang disebabkan masalah gizi kronis mencapai 30,8 persen.
Khususnya di Papua, angka stunting ditemukan cukup tinggi, yaitu mencapai 32,9 Persen. Terkait tingginya angka ini, pemerintah Provinsi Papua telah mencanangkan program penanganan stunting yang meliputi pemberian obat-obatan dan makanan bergizi bagi anak-anak.
Tingginya angka stunting di Papua juga menjadi perhatian khusus bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang telah menyiapkan dana sebesar Rp1,3 miliar untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting di Papua. Program ini dicanangkan sebagai upaya mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG), pemerintah Indonesia yang menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 20% pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk dukungan atas program pemerintah itu, PT Freeport Indonesia (Freeport) menggelar program Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi kurang gizi.
Program itu memberikan layanan kesehatan bagi bayi dan balita yang komprehensif, meliputi pemberian makanan tambahan tinggi gizi dan nutrisi, monitoring atas pertumbuhan anak secara berkala, pendidikan gizi untuk ibu hamil, hingga follow up kesehatan bayi dan balita ke rumah-rumah.
Seluruh kegiatan ini dilakukan oleh bidan, kader posyandu dan tenaga promosi kesehatan yang ada di bawah Departemen Kesehatan Masyarakat PT Freeport Indonesia. “Melalui program ini kami memberikan intervensi gizi kepada para bayi dan balita di tiga lokasi klinik, yaitu di Satuan Pemukiman (SP) XII, SP IX dan di Pomako, Kabupaten Mimika,” jelas Govert Waramori selaku Manager Departemen Kesehatan Masyarakat PT Freeport Indonesia, Senin (5/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Govert, intervensi gizi dilakukan dengan memberikan makanan tambahan, seperti susu formula, biskuit, bubur bayi, serta makanan olahan seperti bubur kacang hijau, telur rebus dan makanan lokal lainnya. “Jika kami temukan anak yang pertumbuhannya tak sesuai panduan di Kartu Menuju Sehat (KMS), kami akan langsung anjurkan mereka ke program ini,” ujarnya.
Govert menambahkan, Freeport telah sejak lama melakukan program pendampingan di posyandu, yang meliputi kegiatan promosi dan edukasi kesehatan. Dari kegiatan pendampingan itu, ditemukan bahwa salah satu masalah yang kerap terjadi adalah kurang gizi. “Sehingga kami kemudian bentuk program PMT-P yang menyasar para bayi dan balita,” katanya.
Maria Matulessy yang merupakan bidan sekaligus koordinator program PMT-P menjelaskan, upaya intervensi ini juga menyasar para ibu, baik yang akan maupun sudah memiliki anak. Untuk para ibu ini, PMT-P rutin mengadakan Focus Group Discussion (FGD) setiap bulan dengan tema terkait kesehatan ibu dan anak.
ADVERTISEMENT
“Untuk ibu-ibunya juga ada FGD, karena di sini kami lihat peran ibu begitu penting. Karena itu setiap bulan kami adakan FGD dengan narasumber yang kami datangkan dari Puskesmas. Materinya seputar ibu dan anak, contohnya seperti yang baru kami lakukan bulan ini adalah terkait perawatan kehamilan,” jelas Maria.
Progam PMT-P ini telah berjalan selama 4 tahun dan telah diikuti hampir 70 bayi dan balita ini juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berat badan bayi pun meningkat rata-rata sebesar 2 kilogram sejak mengikuti program. “Untuk para bayi di bawah satu tahun, berat badan mereka juga berhasil mencapai target yang dianjurkan, yakni berat badan 10 kilogram saat menginjak usia 1 tahun,” kata Maria.
ADVERTISEMENT
Salah satu orang tua dari peserta program PMT-P, Lince Waker menyebutkan, dirinya merasa terbantu dengan adanya program ini. Lince memiliki satu orang anak berumur satu tahun dan telah mengikuti program ini sejak anaknya lahir.
“Saya senang bisa ikut program ini karena anak saya berat badannya semakin naik. Saya juga merasa terbantu karena saya jadi tak perlu mengeluarkan (dana) untuk membeli makanan bergizi atau susu untuk anak saya. Harapan saya, program ini terus berlanjut, supaya kesehatan anak-anak bisa terus terjaga,” ujarnya.
Terkait program ini, Claus Wamafma selaku Senior Vice President (SVP) Social Responsibility & Community Development PT Freeport Indonesia mengatakan, sejak awal Freeport memiliki komitmen bersama pemerintah, guna meningkatkan upaya pembangunan manusia yang mandiri dan berkelanjutan melalui investasi sosial termasuk di bidang kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Kami di Freeport, khususnya Divisi Hubungan Masyarakat yang membidangi pengembangan masyarakat berkomitmen terus bersinergi dengan pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam upaya mencapai pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk pemenuhan tujuan-tujuan terkait kesehatan masyarakat,” jelas Claus.
Menurut Calus, upaya penurunan angka kematian bayi adalah salah satu indikator intervensi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan SDG's yang sudah diadopsi pemerintah Indonesia.
“Secara khusus, Freeport juga mendukung program terkait upaya pencegahan kematian bayi dan anak melalui program PMT-P, guna menyediakan dukungan perbaikan nutrisi bagi temuan bayi atau anak yang membutuhkan intervensi nutrisi. Initiative ini juga sangat erat kaitannya dengan program 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) agar terwujud generasi Papua yang sehat dan cerdas,” jelas Claus. (Katharina)
ADVERTISEMENT