Gelombang Pengungsian Warga Pasca Kerusuhan Dogiyai

Konten Media Partner
16 November 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemulihan kelistrikan di Dogiyai. (Foto Humas Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Pemulihan kelistrikan di Dogiyai. (Foto Humas Polda Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Lebih dari 300-an orang warga non Papua di Dogiyai mengungsi ke Nabire dan sejumlah lokasi yang dianggap aman pasca kerusuhan Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.
ADVERTISEMENT
Gelombang pengungsian terjadi mulai Minggu pagi (13/11/2022) hingga hari ini, Rabu (16/11/2022).
Data kepolisian setempat, masyarakat non Papua masih banyak yang tertahan di Polres Dogiyai 39 orang, Pos Raider 113 orang, Pamrahwan Aceh 54 orang, Koramil Moenamani 120 orang, Pos Paskhas Moenamani 29 orang. Kemudian di Kompleks Gereja GPDI 100 orang dan Kompleks Gereja GKI Koinonia 10 orang.
"Hasil pantauan di lapangan, sebagian masyarakat pendatang memilih mengungsi ke Kabupaten Nabire dengan menggunakan kendaraan lajuran. Terdata sampai saat ini sebanyak 55 kendaraan lajuran yang mengantarkan pengungsi ke Nabire sejak kerusuhan Dogiyai," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal dalam keterangan pers di Polres Dogiyai, Rabu (16/11/2022).

Pemeriksaan Saksi

Sejumlah warga non Papua yang masih bertahan di Dogiyai. (Foto Humas Polda Papua)
Polisi juga memeriksa 16 orang saksi yang sebagian besar adalah korban kerugian materiil dan korban penganiayaan. "Keterangan saksi kemungkinan akan bertambah karena kebanyakan posisi saksi sudah berada di Nabire," jelas Kamal.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, aparat keamanan masih mencari satu orang pekerja jalan atas nama Joni yang belum diketahui keberadaannya pasca kerusuhan Dogiyai.
"Selain mencari Joni, tim gabungan akan melanjutkan olah TKP di 2 lokasi yakni lokasi pembakaran kendaraan truk dan alat berat di Kampung Kogegu Distrik Kamuu Selatan, termasuk olah TKP di Kompleks Bambu Kuning Kampung Ekimanida Distrik Kamuu yang menjadi lokasi penjarahan," kata Kamal.
Kapolres Dogiyai, Kompol Samuel D. Tatiratu menjelaskan ada sejumlah titik yang belum dilakukan olah TKP, misalnya pada 2 titik di Kampung Bukapa.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama, adat dan masyarakat untuk mempercepat pemulihan keamanan dan ekonomi, sehingga kehidupan masyarakat kembali normal.