Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Serui, BUMIPAPUA.COM - Harga ikan di Kota Serui, ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua beberapa hari ini melonjak tinggi hingga dua kali lipat atau naik 100% dari harga biasanya. Padahal, daerah ini dikenal sebagai salah satu penghasil ikan di wilayah perairan Papua.
ADVERTISEMENT
Naiknya harga ikan membuat warga setempat, maupun para pedagang ikan di sejumlah pasar di Kota Serui mengaku tak sanggup membeli ikan dari para nelayan dengan harga yang cukup tinggi. Misalnya saja, harga ikan tuna jenis cakalang dan ekor kuning ukuran besar, bisa Rp2 juta lebih per ekornya. Padahal biasanya hanya ratusan ribu rupiah.
Selain harga ikan ukuran besar, harga ikan ukuran kecil seperti ikan kembung juga naik, bahkan harganya 3 kali lipat dari harga normal. Saat ini, harga ikan kembung Rp50 ribu untuk 8 ekor, padahal sebelumnya bisa dapat 15 sampai 20 ekor dengan harga yang sama.
“Sudah seminggu lebih ini harga ikan naik. Biasanya, kami beli satu ember besar untuk ikan ukuran kecil seharga Rp500.000, tapi sekarang harganya naik Rp1 juta lebih,” ujar Abas, nelayan yang juga pedagang ikan di pasar tradisional Aroro Iroro, Kota Serui, Rabu pagi (8/1).
ADVERTISEMENT
Akibat harga ikan dari nelayan naik 100%, pembeli ikan dari warga juga mulai berkurang. “Kami ambil (beli) di nelayan sudah mahal, terpaksa kami jual juga mahal. Sehingga pembeli hanya bisa dihitung jari. Bahkan saat pembeli baru tahu harga, mereka langsung tak jadi beli,” jelas Abas.
Menurut Abas, harga ikan saat ini melonjak naik akibat pasokannya berkurang karena para nelayan jarang ke laut mencari ikan. Sebab saat ini cuaca dan angin kencang masih belum stabil.
“Angin kencang sudah mulai terjadi sejak tanggal 31 Desember 2019 lalu, sehingg banyak orang takut melaut. Tapi ada juga yang terpaksa melaut cari ikan karena terpaksa karena sebagai mata pencaharian. Jadi kami belum bisa pastikan kapan harga ikan normal kembali,” terang Abas.
ADVERTISEMENT
Dampak melonjaknya harga ikan membuat para pengusaha rumah makan mensiasatinya dengan mengurangi ukuran potongan ikan yang mereka jual ke pelanggannya.
“Kami nggak bisa kasih naikkan harga makanan, jadi terpaksa ukuran lauknya ikan yang kami kecilkan dari biasanya. Kami berharap semoga harga ikan cepat normal, sebab banyak pelanggan yang mengeluhkan soal ini,” jelas Rasmiah, salah satu pengusaha rumah makan di Kota Serui, Rabu (8/1).
Harga ikan di Serui melonjak naik tak terlepas dari faktor cuaca. Prakiraan cuaca BMKG untuk 8 Januari 2020 melalui situs resminya, yakni wilayah Papua masih diselimuti awan dan juga hujan lokal, serta angin kencang. Ini juga berlaku untuk wilayah Serui, angin berkecepatan 10 kilometer per jam dipastikan hingga beberapa hari kedepan. (Agies Pranoto)
ADVERTISEMENT