Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Hidangan Sagu Sef yang Melegenda di HUT Merauke ke 117
12 Februari 2019 20:02 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
![Puluhan Mama Suku Malind sedang membuat Sagu Sef. (BumiPapua.com/Abdel)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1549976303/nx4xcy0b4coojzxxx6nv.jpg)
Merauke, BUMIPAPUA.COM – Masyarakat Adat Suku Malind, Merauke mempunyai cara tersendiri untuk merayakan HUT Kota Merauke ke 117.
ADVERTISEMENT
Perayaan hari jadi yang difokuskan di kantor Bupati Merauke, menjadi tempat berkumpulnya mama-mama dari Suku Malind, untuk mengelola kuliner khas Suku Malind.
Ya, Sagu Sep atau dalam bahasa Suku Malind biasa disebut Seplek da. Kali ini Seplek da dibuat dengan ukuran yang berbeda, yakni berukuran 8 meter dan bisa dinikmati untuk 500 orang.
“Makanan ini sudah menjadi makana turun menurun. Dulu, nenek moyang kami selalu melakuan ritual saat pembuatan Sagu Sep, namun kali ini ritual itu tak lagi dilakukan,” kata istri ketua Lembaga Masyarakat Adat Imbuti, Alida Maria Mahuze, ketika ditemui BumiPapua.com, Selasa (12/2).
Untuk membuat Sagu Sep berukuran besar, puluhan mama-mama ini menggunakan bahan dasar sagu sebanyak 20 karung, kelapa parut 500 butir dan ditambah daging sapi 100 kilogram.
ADVERTISEMENT
Cara pembuatan Sagu Sep pun cukup mudah. Bahan dasar sagu yang sudah dihancurkan dicampur dengan parutan kepala. Tapi, kaum mama dari Suku Malind memarut daging kelapa cukup berbeda yakni dengan menggunakan kulit kerang. Terbukti dalam waktu 5 menit saja, 10 butir kelapa bisa terselesaikan.
Setelah sagu dan kelapa parut dicampurkan, lalu adonan itu didiamkan sejenak. Disaat pembakaran akan dilakukan, lalu daging sapi ditaruh diatas sagu tersebut.
Cara pembakaran Sagu Sep dibutuhkan ratusan helai daun pisang, kulit kayu bus (pohon asli di Merauke) dan kayu untuk pembakaran.
"Untuk mendapatkan kerenyahan Sagu Sep, pembakaran harus melalui beberapa tahapan yakni adonan sagu dituangkan di atas lapisan daun pisang, lalu ditutup kembali dengan daun pusang. Nah, diatasnya dilapisi dengan kulit kayu bus, setelah itu baru ditutup dengan lumpur dan dibakar,” jelas Alida.
ADVERTISEMENT
Mama Alida berharap generasi melenial Suku Malind tetap melestarikan kuliner khas turun menurun ini yang merupakan makanan pokok leluhur. “Makanan ini harus dilestarikan, jangan sampai hilang tertelan zaman," pinta Alida. (Abdel)