Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kapolda Ingatkan Personelnya Pahami Karateristik Kearifan Lokal Papua
28 Februari 2020 14:34 WIB
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengingatkan 462 Diktuk Bintara Polri SPN Polda Papua untuk memahami karakteristik keberagaman penduduk, adat istiadat dan budaya di Papua dalam bertugas.
ADVERTISEMENT
Terlebih masyarakat Papua sejak dulu telah terjalin toleransi dan keberagaman agama dan suku dengan baik. Ini terbukti dengan masuknya Injil di Papua yang dibantu oleh Kesultanan Tidore.
Paulus menyebutkan saat ini terdapat 28 Polres dan masih ada 1 Polres yang membawahi 2 kabupaten yakni Polres Nabire yang juga membawahi Kabupaten Dogiyai.
"Polda Papua memiliki 11.424 personel yang masih jauh dari Daftar Susunan Personel Polri (DSPP)," katanya, Jumat (28/2).
Untuk itu, Polri di Papua tetap memprioritaskan peningkatan pelayanan publik. Walaupun hasil Survey Nasional Politika Research Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI), Polri mendapatkan peringkat kedua dalam hal pelayanan.
Namun, untuk Polda Papua Indeks Kepuasan dan Indeks Kepercayaan masyarakat masih rendah. Permasalahan faktual terkait pelanggaran terhadap anggota, membuat indeks kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap Polri menjadi rendah, antara lain kekerasan eksesif kepada masyarakat, buruknya pelayanan publik dan masih ada anggota yang berbuat asusila.
ADVERTISEMENT
"Berbagai masalah faktual di Papua selain kejahatan konvensional yaitu konflik perang suku, kejahatan oleh KKB dan kelompok separatis politik. Para siswa harus mampu mendeteksi secara dini setiap situasi yang berkembang di masyarakat, sehingga dapat mengambil langkah kepolisian dengan cepat untuk mencegah aksi-aksi kejahatan," katanya
Terlebih saat ini, tantangan tugas Polda Papua di tahun 2020 yaitu pengamanan Pemilukada dan PON XX, serta masih adanya mahasiswa eksodus yang belum mau kembali ke kota studinya masing-masing.