Pasca-Penyanderaan Guru, 100 Murid SD di Mapenduma Telantar

Konten Media Partner
23 Oktober 2018 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasca-Penyanderaan Guru, 100 Murid SD di Mapenduma Telantar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Salah satu guru korban pemerkosaan KKB di Mapenduma yang masih dirawat di RS Bhayangkara. (Dok: Polda Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin, menyebutkan penyanderaan dan kekerasan seksual kepada guru dan para medis yang terjadi di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, merupakan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Papua.
Untuk itu, ia meminta kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga sebagai pelaku penyanderaan dan kekerasan kepada korban, harus mempertanggungjawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Guru ini mendapat perbuatan keji dan terkutuk di luar rasa kemanusiaan. Ini bukan perilaku manusia. Akibatnya, proses belajar mengajar terganggu, karena guru mendapatkan perilaku senonoh dan biadab dari kelompok ini,” jelas Martuani yang didampingi Ketua Bhayangkara Daerah Papua, Risma Martuani Sormin, beserta pejabat utama Polda Papua usai mengunjungi guru korban kekerasan seksual yang dirawat di RS Bhayangkara , Selasa (23//10).
ADVERTISEMENT
Pascakejadian ini, ada 100-an murid sekolah dasar yang terganggu proses belajar mengajarnya. Martuani meminta kepada para tokoh masyarakat, adat dan agama serta tokoh pendidikan di Papua untuk menyikapi bersama kasus ini, sebab pendidikan generasi muda di Papua terganggu oleh tindakan yang tidak manusiawi.
"Ini adalah tragedi bagi pendidikan di Papua. Kita akan melakukan tindakan hukum di Mapenduma. Tidak ada yang boleh melakukan kejahatan melanggar hukum terhadap siapapun tanpa mendapat sanksi. Saya pastikan seluruh sumber daya yang ada di Papua akan digunakan untuk menindak mereka," ujarnya.
(Liza)