Konten Media Partner

Kembalinya Aroma Kopi Asal Pegunungan Bintang Papua

25 Maret 2022 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kopi  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Pegunungan Bintang dikenal sebagai penghasil kopi arabika terbaik. Pegunungan Bintang merupakan dataran tinggi Papua berbatasan langsung dengan Provinsi Western, Negara Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
Suku Ngalum bermukim di lereng gunung di Kabupaten Pegunungan Bintang dengan lereng yang terjal dan lembah-lembah kecil, terpencar dan terisolir.
Pegunungan Bintang hanya bisa diakses melalui jalur udara, sehingga transportasi udara sangat membantu kehidupan masyarakat setempat.

Kopi Diangkut dengan Pesawat

Maskapai penerbangan komersil di Kabupaten Pegunungan Bintang yaitu Trigana Air dan Wings Air yang menggunakan pesawat jenis ATR, Sedangkan pesawat yang bisa disewa atau penerbangan perintis menggunakan pesawat berbadan kecil jenis Twin Otter, Cessna, Pilatus, Cassa yaitu Enggang Air, Susi Air, SAS, Smart Air, Dimonim Air serta untuk pelayanan ke masyarakat yakni pesawat AMA.
Penerbangan komersil dengan pesawat ATR melalui Bandara Oksibil terletak di ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, sedangkan penerbangan antar distrik menggunakan pesawat Twin Otter. Penerbangan ini tergantung kondisi cuaca yang sering berkabut dan situasi keamanan distrik setempat.
ADVERTISEMENT
Pegunungan Bintang terkenal sebagai penghasil kopi arabica terbaik di pegunungan Papua. Kopi ini berjenis arabica typica. Ditanam secara organik dengan mengandalkan kebaikan alam. Kopi ini bertipikal rasa berry, jeruk, peach atau apricot.
Kopi arabica typica ini ditanam secara organik di Distrik Okbibab, Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 m dpl.
Alpius Uropmabin mahasiswa asal Pegunungan Bintang yang menempuh pendidikan di Kota Jayapura, saat memperlihatkan kopi asal Pegunungan Bintang. (Foto: Hari Suroto)
Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, tanah yang subur, dan buah yang lebih sedikit menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi arabica typica makin tinggi dan rasanya menjadi lebih enak serta beraroma tajam.
Kopi arabika typica di Pegunungan Bintang, ditanam di kebun secara organik, buah-buah kopi dikupas dengan tangan sehingga menghasilkan kualitas yang optimal.
ADVERTISEMENT

Kopi dari Missionaris Belanda

Kopi arabika Pegunungan Bintang pertama kali diperkenalkan pada suku Ngalum di Okbibab pada 1972 oleh Pater Piet Van Der Stap, misionaris Belanda.
Alpius Uropmabin mahasiswa asal Pegunungan Bintang yang menempuh pendidikan di Kota Jayapura menjelaskan kopi arabica Pegunungan Bintang dikirimkan ke Sentani, Jayapura menggunakan pesawat kecil.
Selanjutnya dari Sentani, dikirim ke kota-kota besar Indonesia lainnya. Pengiriman kopi dari Pegunungan Bintang tergantung kondisi cuaca dan kondisi keamanan setempat.
"Saat ini pasokan kopi arabica Pegunungan Bintang di Kota Jayapura sudah normal kembali. Maskapai penerbangan perintis sudah melayani penerbangan ke pedalaman Pegunungan Bintang, lapangan terbang perintis aman untuk didarati," jelasnya, Jumat (25/3/2022).
Sebelumnya penerbangan perintis menghentikan sementara rute ke sejumlah distrik di Pegunungan Bintang. Salah satunya dikarenakan adanya gangguan keamanan dari kelompok bersenjata.
ADVERTISEMENT
"Kopi asal Pegunungan Bintang sudah bisa kembali dinikmati. Sebelumnya sempat sulit karena tak ada penerbangan ke sejumlah ditrik untuk ambil kopi tersebut dari kampung untuk dijual ke kota," jelasnya.