Konten Media Partner

Ketegaran Penjaga Masjid di Kepulauan Yapen Saat Pandemi Corona

18 Mei 2020 13:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arifin Furu, Marbot di Masjid Al Hidayah yang terletak di Kampung Menawi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen. (BumiPapua.com/Agies Sitanggang)
zoom-in-whitePerbesar
Arifin Furu, Marbot di Masjid Al Hidayah yang terletak di Kampung Menawi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen. (BumiPapua.com/Agies Sitanggang)
ADVERTISEMENT
Serui, BUMIPAPUA.COM - Sudah 22 tahun bertugas sebagai marbot atau penjaga masjid di Kepulauan Yapen, baru kali ini Arifin Furu, kakek 60 tahun merasakan sepinya ramadhan.
ADVERTISEMENT
Suasana salat di Masjid Al Hidayah yang terletak di Kampung Menawi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen yang selalu dipenuhi jamaah, saat ini terlihat sunyi.
Termasuk suara anak-anak berusia 5-13 tahun, laki dan perempuan yang selalu mendaraskan ayat demi ayat Alquran tak lagi terdengar di masjid itu.
Arifin yang juga seorang guru mengaji bagi anak-anak di sekitarnya terpaksa menghentikan rutinitas itu. Keadaan ini sudah berlangsung lebih dari 3 bulan lamanya.
“Meskipun hanya 10 orang anak-anak yang ingin belajar mengaji, tapi saya tetap mengikuti anjuran pemerintah dan MUI untuk tidak melakukan kegiatan keagamaan terlebih dahulu, seperti pengajian dan mengaji buat anak-anak," jelasnya.
"Ini sangat sedih, melihat anak-anak yang mau belajar tapi kita harus liburkan. Ya, mau bagaimana lagi, ini semua dilakukan demi kebaikan,” katanya lagi dengan nada sedih, saat ditemui BumiPapua, Minggu (17/5).
ADVERTISEMENT
Ini semua dikarenakan pandemi corona Covid-19 yang mengharuskan jamaah untuk sementara waktu tidak dapat melakukan ibadah di masjid, guna mencegah penyebaran corona.
Arifin memaklumi keadaan ini, sesuai instruksi pemerintah yang menyarankan agar tidak melakukan ibadah secara berkumpul.
“Banyak jamaah yang terus bertanya kepada saya, kapan salat di masjid bisa dilakukan kembali. Saya berharap jamaah bersabar, hingga pandemi ini berakhir,” jelasnya.
Meski begitu, pria muslim Papua asal Kaimana ini tetap mengumandangkan azan yang dilakukan setiap hari jelang salat lima waktu.
Minim Insentif
Arifin Furu, Marbot di Masjid Al Hidayah yang terletak di Kampung Menawi, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen. (BumiPapua.com/Agies Sitanggang)
Menjadi seorang penjaga masjid bagi Arifin adalah ibadah. Ia tak pernah melihat honor besar atau kecil yang selalu diterimanya.
Saat ini, Arifin mendapatkan insentif dari Kantor Kementerian Agama setempat, dalam satu tahun mendapatkan Rp 6 juta. Jika dihitung rata-rata per bulan, Arifin mendapatkan Rp 500 ribu. Insentif yang ia terima juga tak datang tiap bulan, namun dibayarkan setiap 6 bulan sekali.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Arifin juga berkebun. Ia selalu dibantu istrinya dalam bercocok tanam dan mengelola hasil kebunnya. Ia beruntung memiliki istri yang setia dan pengertian.
Pekerjaan lain yang biasa dilakukan Arifin adalah menjadi kuli bangunan, jika ada orang yang membutuhkan tenaganya.
Arifin tinggal di dalam rumah berukuran 4x10 meter. Rumah ini disediakan di seputaran masjid. Ia tinggal bersama istri dan anaknya yang duduk di bangku SMP. Sementara satu anaknya lagi menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Jayapura.
“Kami bisa mendapat untung dari hasil jual kebun Rp 30 ribu setiap hari. Ini bisa mencukupi kebutuhan kami. Bagaimanapun, saya tetap harus memiliki penghasilan, apalagi anak-anak masih butuh biaya untuk sekolah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Saat pendemi corona, Arifin mengaku segalanya menjadi sulit. Terlebih beberapa kebutuhan pokok harganya melambung tinggi dan sulit ditemui di pasaran.
“Buat kami, wabah corona ini adalah ujian dari Allah yang harus diterima dan dirasakan bagi setiap manusia,” jelasnya.
Arifin merasa bersyukur dengan cobaan pandemi corona. Menurutnya, cobaan yang terjadi saat ini menandakan Allah masih peduli terhadap umatnya.
“Kita semua harus tetap berdoa. Apalagi saat ini bulan suci Ramadhan. Bagaimanapun kondisi saat ini, harus tetap bersyukur dengan berkah melimpah dari Allah,” katanya.
Sesaat lagi bulan Ramadhan akan usai. Ia berharap pandemi corona dapat berakhir juga, sehingga jamaah bisa kembali beraktivitas di masjid, termasuk suara anak-anak mendaraskan kembali ayat Alquran nan syahdu. (Agies Sitanggang)
ADVERTISEMENT