Konten Media Partner

Kisah 2 Warga Mbua Bertaruh Nyawa Sembunyikan Pekerja Istaka Karya

6 Desember 2018 14:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
117
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah 2 Warga Mbua Bertaruh Nyawa Sembunyikan Pekerja Istaka Karya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saat evakuasi korban kasus penyerangan KKB Nduga, Papua. (Foto: Dok. Humas Polda Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.CO – Dua warga Mbua, Endis Tabuni, seorang mantri Puskesmas Yigi; dan Ekira Lokbere, salah satu pekerja PT Istaka Karya, harus bertaruh nyawa menyelamatkan beberapa orang saat kejadian pembantaian para pekerja PT Istaka Karya oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Yigi, Distrik Mbua, Kabupaten Nduga pada 1-2 Desember 2018.
Saat kejadian, Endis Tabuni sambil menggendong anaknya yang masih balita bernama Martina Tabuni, berusaha menyelamatkan dua pekerja proyek pembangunan rumah dokter di daerah itu. Bersama dengannya yakni Ekira Lokbere, menyelamatkan lima pekerja PT Istaka Karya, salah satu pimpinannya bernama Jhoni Arung.
“Mereka melindungi para pekerja ini dengan segala macam cara. Bahkan ada yang mengatakan kepada KKB, jika kamu sentuh dia (para pekerja), bunuh dulu saya,” kata Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Inf. Aidi, menirukan salah satu warga asli setempat yang harus bertaruh nyawa lari masuk ke hutan mencari tempat aman bagi pekerja yang mereka selamatkan.
ADVERTISEMENT
Aidi menceritakan, pada tanggal 1 Desember itu, KKB selain menculik para pekerja PT Istaka Karya di camp, rupanya ada sebagian yang melakukan penyisiran di rumah-rumah warga yang ada di sekitar camp pekerja.
Aidi menyebutkan para KKB ini selain mencari warga pendatang mereka juga mencari warga yang bukan Suku Yigi (suku asli setempat) untuk dibantai. Salah satu rumah yang didatangi saat itu, rumah Endis Tabuni, ia diketahui menyimpan dua orang pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah untuk dokter.
“Endis Tabuni adalah warga asli Papua sekaligus seorang mantri di Yigi, dia juga diberi tanggung jawab untuk memantau pekerjaan proyek rumah dokter,” kata Aidi, Kamis (6/12).
Menurut kesaksian Endis Tabuni, saat itu sekitar pukul 16.30 WIT, KKB berjumlah lima orang mendatangi rumahnya dan menodongkan senjata di kepala dan badannya. Saat itu, dia diminta untuk menyerahkan dua orang pekerja yang ditampung.
ADVERTISEMENT
“Endis Tabuni saat itu mengatakan bahwa dua orang pekerja sudah tidak ada di rumahnya dan lari ke dalam hutan. Ternyata, dua orang itu disembunyikan di rumahnya ditutup dengan menggunakan bahan seadanya baik itu kain atau daun,” ujarnya.
Kemudian pukul 09.00 WIT, Endis Tabuni mengendap keliling kampung tanpa penerangan untuk mengecek situasi kedudukan KKB, setelah dinyatakan aman, Endis Tabuni kembali menjemput dua pakerja untuk menyelamatkan diri.
Lalu sekitar pukul 12.00 WIT, Endis Tabuni bersama dua pekerja menuju hutan ke arah Mbua, sebab Mbua yang dirasa paling aman. Sambil menggendong anaknya yang berusia tiga tahun, dia mengawal dua pekerja masuk ke hutan jalan kaki tanpa penerangan.
“Saat berada di dalam hutan, dengan rasa takut dan tanpa penerangan Endis Tabuni berjalan dengan cepat, sekitar satu jam berlalu mereka terpisah. Tetapi besok paginya mereka bertemu di Pos TNI Mbua dengan beberapa warga lain yang memiliki cerita masing-masing untuk menyelamatkan diri,” kata Aidi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Ekira Lokbere merupakan warga asli Mbua yang berdomisili di Yigi, merupakan salah satu karyawan PT Istaka Karya yang memiliki rumah di Yigi sehingga dirinya tak tidur di camp. Ekira Lokbere menampung beberapa pekerja PT Istaka Karya, termasuk bosnya.
“Saat itu KKB juga mendatangi mereka dan dimintai uang untuk keperluan upacara 1 Desember, semua yang ada dalam rumahnya dimintai uang, baik itu uang pribadi ataupun uang PT Istaka Karya. Setelah itu, KKSB minta para pekerja termasuk bosnya, tetapi Ekira Lokbere justru mengatakan jika kau ingin ambil mereka, bunuh saya dulu,” katanya.
Aidi menyampaikan, sampai saat ini proses evakuasi masih berlangsung diwarnai kontak senjata dengan KKB. Sebagian warga selamat dan korban meninggal sudah dievakuasi ke Kabupaten Mimika. (Liza)
ADVERTISEMENT