Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tangan Mama Mariana Pekey, 40 tahun sibuk menawarkan tas anyaman noken (tas tradisional khas Papua) yang satu dan yang lainnya. Senyum ramah menyambut satu per satu pembeli yang menghampiri meja lapak yang ditempatinya.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan Mama Mariana berlipat ganda. Kali ini, ia menggelar hasil dagangannya di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura. Selama 3 hari, manajemen hotel menawarkan Mama Mariana dan 2 orang penjual noken lainnya untuk menggelar dagangannya di hotel itu.
Mama Mariana menyebutkan jika ada even besar, manajemen Hotel Horison selalu mengajak mama penjual noken menggelar dagangannya di dalam hotel. Ini dilakukan untuk memudahkan tamu di hotel dalam mencari noken atau cinderamata home made lainnya yang dibuat oleh pedagang asli Papua.
“Mari bu, ini noken asli dari bahan kulit kayu. Ada juga dari rajutan benang. Silahkan dilihat dulu,” kata Mama Mariana sambil menyodorkan berbagai anyaman tas noken kepada pengunjung di hotel itu.
ADVERTISEMENT
Mama Mariana sengaja menjual tas noken dari dua jenis bahan baku, yakni bahan baku kulit kayu dan benang wol. Berbagai ukuran tas noken tersusun rapi di meja lapak yang ditempati Mama Mariana.
Tak Dipungut Biaya
Mama Mariana yang setiap harinya berjualan di emperan toko pada salah satu pusat perbelanjaan di Abepura mengaku bersyukur dengan ajakan pihak hotel yang menawarkan berjualan di dalam hotel yang dikelolanya.
Ia mengaku sejak Horison Hotel Kotaraja diresmikan pada akhir Juli lalu, manajemen hotel telah dua kali mengajak kelompok mama perajut noken untuk berjualan di dalam hotel.
“Keuntungan yang kami dapat pun berlipat ganda. Kemarin saya mendapatkan Rp1 juta per hari. Jika jualan di pasar atau di pinggir jalan, belum tentu kami dapat Rp100 ribu. Jualan noken sekarang susah, karena banyak saingan,” kata Mama Mariana.
ADVERTISEMENT
Mama Mariana mengaku, selain memberikan tempat yang nyaman untuk berjualan didalam hotel, manajemen hotel tak memungut biaya apapun alias gratis.
“Tempat ini gratis. Mejanya disediakan oleh hotel. Lokasi untuk menjual nokennya juga strategis, sebab selalu dilewati oleh pengunjung di dalam hotel itu,” jelasnya.
Mama Mariana menyebutkan, setiap ada ajakan berjualan di dalam hotel, maka Kelompok Noken Mambruk Rayon Abepura secara bergilir memberikan kesempatan kepada 67 orang anggotanya secara bergantian.
“Saya baru satu kali berjualan di tempat ini. Mama Ina sudah dua kali. Kami melakukannya bergantian. Semua anggota kelompok pasti akan diberikan kesempatan untuk berjualan di dalam hotel,” katanya.
Mama Mariana mengklaim dari sekian banyak hotel di Jayapura dan Abepura, baru Hotel Horison yang memberikan kesempatan kepada mama perajut noken untuk bekerja sama.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada even besar, bapak dorang (manajemen hotel) selalu panggil. Kami senang sekali dan ini bentuk perhatian yang belum pernah kami dapatkan dari hotel lain,” ujarnya.
Dukung Kearifan Lokal
Selama 4 hari, mulai 31 Juli hingga 3 Agustus 2019, hampir 1.000-an tamu memenuhi Hotel Horison Kotaraja. Even kali ini digelar Pemerintah Kota Jayapura yakni Konferensi Internasional AIDS. Sejumlah tamu dari negara Kanada, Australia, Papua Nugini dan Australia hadir dalam konferensi yang baru pertama kali digelar di Papua.
General Manager Hotel Horison Jayapura, Eddy Soenarno Soerjaningrat menuturkan walaupun baru dibuka dan belum genap 1 bulan, Hotel Horison Kotaraja berusaha memberikan yang terbaik untuk tamu, serta terus mendukung keberpihakan kearifan lokal yang dilakukan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah mengajak perajut noken di Kota Jayapura ambil bagian dalam sejumlah even besar yang ada di hotel tersebut.
“Tujuannya simpel aja, kami ingin menghargai karya noken yang dibuat mama asli Papua. Noken harus diekspose ke dunia luar. Banyak tamu kami dari luar Papua yang tak sempat mencari noken, maka bisa mendapatkannya di dalam hotel yang dijual oleh pembuatnya langsung. Sehingga tak usah lagi mencari ditempat lain,” ujar Eddy, Senin (5/8).
Eddy menambahkan, Horison Hotel sengaja memberikan ruang kepada perajut noken untuk menggelar dagangannya, terutama jika ada even besar di hotel tersebut.
“Karena keterbatasan tempat, maka mama perajut noken secara bergantian menjual dagangannya. Semua diatur dengan baik. Semua fasilitas yang kami sediakan untuk mama menjual dagangannya disediakan gratis oleh hotel. Kami ingin menghargai dan bangga dengan produk lokal yang khas dan dibuat oleh mama asli Papua,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Termasuk untuk even PON 2020, Hotel Horison akan menyediakan tempat bagi mama penjual noken di sejumlah Hotel Horison yang tersebar di Papua. Tak hanya itu saja, Horison Hotel dan mama perajut noken juga bekerja sama, untuk memberikan noken sebagai buah tangan kepada tamu yang menginap di suite room.
“Noken asli yang kami beraikan kepada tamu di suite room, merupakan noken berbahan dasar asli kulit kayu yang dibuat mama Papua,” jelasnya.
Tak hanya noken, Hotel Horison juga memberikan suguhan kuliner khas asli Papua jika tamu di hotel itu ingin mencicipi menu lokal.
“Ada menu papeda lengkap, kudapan keladi tumbuk, termasuk kopi yang kami suguhkan hanya kopi dari Papua. Ini komintemen Horison Hotel dalam mengangkat kearifan lokal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan komitmen yang dimilikinya itu, Horison Hotel juga selalu memperkerjakan 70% anak asli Papua dan 30% lainnya adalah pendatang.
“Hotel Horison di Kotaraja ini ada 90-an karyawan dan 70% adalah anak asli Papua. Defenisi Papua yang kami terapkan adalah karyawan itu asli Papua, serta besar dan lahir di Papua,” ujarnya. (Katharina)