Kronologi Petugas J&T Express Wamena Dipukuli di Depan Polisi

Konten Media Partner
9 Desember 2022 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor J&T Express Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor J&T Express Wamena. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM- Video yang memperlihatkan seseorang mengamuk di kantor J&T Express Wamena beredar luas di media sosial. Pelaku juga memukul, menendang dan mendorong sejumlah petugas J&T Express yang sedang bertugas.
ADVERTISEMENT
Saat kejadian itu, terlihat seorang polisi berseragam lengkap dengan memakai helm yang juga berada di lokasi kejadian. Sayangnya, bukan melerai kejadian tersebut, oknum polisi itu justru membiarkan aksi terus berlangsung.
Kristian Vanhelen Tansil, petugas J&T Express di Wamena yang menjadi salah satu korban pemukulan menjelaskan kasus pemukulan berawal dari kesalahpahaman saat pengantaran paket milik pelaku.
Dua hari sebelumnya, paket milik pelaku dengan status COD diantar oleh kurir ke alamat bersangkutan. Namun pemilik paket (pelaku pemukulan) tak berada di rumahnya.
"Saat pengantaran paket hanya ada seorang anak kecil, sehingga kurir membawa kembali paket ke kantor J&T," jelasnya saat ditemui BumiPapua di Wamena, Jumat malam (9/12/2022).

Aksi Pemukulan

Lalu, pada Kamis (8/12/2022), sekitar pukul 11.00 WIT, pemilik paket datang ke kantor J&T di Jalan Gatot Subroto Wamena dan menanyakan keberadaan paketnya.
ADVERTISEMENT
"Kebetulan saya yang bertugas saat itu dan saya menanyakan paket atas nama siapa dan dijawab atas nama Petrik Kristin. Saya meminta pelaku menunggu karena paketnya berada di jok motor kurir yang sedang mengantar paket lainnya," jelasnya.
Pelaku sempat menanyakan kenapa paketnya tidak diberikan sejak kemarin dan dijelaskan saat pengantaran ke rumah, hanya ada seorang anak kecil dan menyebutkan atas nama Petrik tidak ada di rumah. Lalu, karena status paket COD, maka kurir membawa kembali ke kantor.
"Sementara dijelaskan kronologinya, pelaku tiba-tiba mengambil pisau di meja kantor dan membanting ke meja. Lalu, pelaku memukul pipi kanan dan kiri saya," jelasnya.
Karena tidak terima dipukul, maka dirinya membalas memukul pelaku dan dilerai oleh teman kantornya.
ADVERTISEMENT
"Saya abaikan pelaku dan melayani konsumen lainnya. Pelaku yang tidak terima, lalu menelepon ayahnya yang merupakan seorang polisi," katanya.
Tak lama berselang, seorang polisi berpakaian dinas dengan pangkat IPTU tiba di kantor J&T dan pelaku meminta petugas perempuan di meja depan mematikan CCTV sambil memukul petugas perempuan itu sebanyak 3 kali sampai terpental dari kursi.
Lalu, pelaku dan ayahnya yang berseragam polisi masuk ke gudang penyimpanan barang mencari kurir yang memukul anaknya.
"Polisi berseragam itu sempat bertanya siapa pelaku pemukulan anaknya dan saya menjawab bahwa saya pelakunya. Belum selesai saya bicara, pelaku kembali memukul saya hingga jatuh ke lantai," katanya.
Aksi saling pukul itu sempat dipisahkan oleh petugas J&T lainnya. Namun saat kejadian, justru petugas yang ingin memisahkan dipukul oleh pelaku. "Saat teman saya ingin membalas pukulan ke pelaku, justru ayahnya yang seorang polisi itu memukul teman saya hingga keluar darah dari hidungnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Para petugas J&T merasa heran, seorang polisi berpakaian dinas yang harusnya menjadi penengah, malah ikut melakukan pemukulan. "Oknum polisi itu juga mengancam jika berani sentuh anaknya, anak dibunuh semua sampai rata," jelasnya.
Dari kejadian ini, petugas J&T Express di Wamena membuat laporan ke polisi untuk kasusnya diusut tuntas.