Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Kuliner khas Papua sangat beragam. Selain dikenal dengan aneka kuliner berbahan dasar sagu atau kuliner seafood, Papua juga memiliki sayur lilin yang rasanya lezat.
ADVERTISEMENT
Sayur lilin dengan nama ilmiahnya adalah Saccharum edule atau tumbuhan tebu telor yakni sejenis sayur-sayuran yang mirip dengan tebu yang dapat langsung dimakan. Tumbuhan ini, jika daun pembungkusnya dibuang, bentuknya memang menyerupai lilin, panjang yang meruncing.
Besar kemungkinan leluhur orang Papua mengembangbiakkan sayur lilin dari tumbuhan pendahulunya.
Peneliti Arkeologi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Hari Suroto menjelaskan orang Papua mulai membudidayakan sayur lilin sekitar 8.000 tahun silam.
"Sayur lilin ditanam di kebun oleh mama-mama Papua, sayur ini oleh mereka dijual di pasar tradisional. Sepintas bentuk sayur lilin sulit dibedakan dari tanaman tebu, namun segera terlihat bahwa kedua spesies itu berkerabat dekat," ujar Hari, Minggu (19/3/2022).
Namun berlainan dengan tebu, bukan batangnya yang dimakan, melainkan bakal bunga yang belum mekar, dengan wujud botanisnya yang mengesankan masih tersembunyi di balik daun pembungkus.
ADVERTISEMENT
Oleh masyarakat setempat, sayur lilin dinamakan bace, selain untuk dikonsumsi juga digunakan sebagai alat barter.
Sumber Karbohidrat
Tak hanya sayur lilin, para leluhur orang Papua yang menghuni pegunungan telah mendomestikasi talas (Colocasia esculenta).
Setelah itu, ubi jalar (Ipomoea batatas), sumber karbohidrat terpenting bagi penduduk pegunungan Papua yang dikenalkan dari Amerika Tengah dan dari bagian utara Amerika Selatan.
Ubi jalar dan keladi menjadi makanan pokok serta dihidangkan kepada tamu dan digunakan untuk keperluan upacara adat, salah satunya bakar batu.
Pada masa prasejarah, pengetahuan bercocok tanam sudah dikenal orang Papua, leluhur mereka berhasil beralih dari kegiatan berburu, mengumpulkan makanan dan menangkap ikan ke bercocok tanam sesuai kebiasaan setempat. Ketika di wilayah Indonesia lainnya belum ada pembudidayaan tanaman pangan seperti itu.
ADVERTISEMENT
Etnis Ngalum di Pegunungan Bintang, yaitu sebagian dari pegunungan Papua yang memiliki ketinggian hingga 5000 m dpl dan dahulu masih terisolasi, terkenal karena menanam berbagai varietas (kultivar) spesies sayur lilin di kebun-kebun warga di lereng pegunungan sebelah utara.
Anak-anak etnis Ngalum pun sudah mengerti cara membedakan aneka jenis sayur lilin yang ada. Ini sesuatu yang menakjubkan, mengingat bagi para peneliti, berbagai kultivar itu sangat mirip satu sama lainnya.
Sama seperti suku-suku lainnya di kedua sisi perbatasan Indonesia dan Papua Nugini, etnis Ngalum pada umumnya mengolah sayur lilin dengan memanggangnya di atas api dalam keadaan masih terselubung daun pembungkus.
"Panas itu cukup untuk mematangkan bakal bunga yang berair, dan aroma asap menambah kelezatannya," jelas Hari.
ADVERTISEMENT
Olahan Sayur Lilin
Sayur lilin juga dapat diolah dengan beragam cara lain, misalnya dikonsumsi langsung dalam kondisi segar, sebagai bagian hidangan campuran, direbus, dipanggang, hasilnya selalu sesuatu yang spesial dan organik.
Resep sayur lilin genemo masak santan dikenal di pesisir utara Papua. Genemo merupakan sebutan untuk melonjo.
Cara membuat sayur lilin:
Bahan:
- Sayur genemo
- bawang merah
- cabai
- santan kelapa
- sayur lilin.
Cara membuatnya:
Santan dimasak bersama cabai dan bawang yang telah ditumbuk halus. Setelah mendidih, masukkan sayur lilin terlebih dulu, lalu diaduk, selanjutnya tambahkan sayur genemo. Masukkan garam secukupnya, biarkan sampai mendidih dan siap dihidangkan.
Selamat mencoba.