Mata Uang Kina Jadi Alat Pembayaran di Pasar Skouw Perbatasan Papua

Konten Media Partner
18 November 2021 16:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi II BNNP, Komjen Paulus Waterpauw saat melihat aktivitas di Pasar Skouw di perbatasan Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi II BNNP, Komjen Paulus Waterpauw saat melihat aktivitas di Pasar Skouw di perbatasan Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kina, mata uang negara Papua Nugini masih beredar dalam aktivitas jual beli di Pasar Skouw, pasar yang terletak di kawasan perbatasan Papua dan negara Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
Walaupun ada tempat penukaran rupiah di kawasan perbatasan itu, namun pengunjung dari Papua Nugini enggan menukarkan mata uangnya ke rupiah. Hasilnya, sebagian besar alat tukar di pasar modern itu menggunakan Kina.
Rukiyah, seorang pedagang di Pasar Skouw menjelaskan saat ini harga 1 Kina setara dengan Rp 3.700. Namun terjadi pembulatan Rp 4.000 dalam jual beli di pasar tersebut.
Aktivitas jual beli di Pasar Skouw yang berada di perbatasan Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
"Kami sudah minta pembeli dari seberang (Papua Nugini) untuk menukarkan uangnya terlebih dahulu di money changer. Tapi kebanyakan dari mereka tak mau dan tetap menggunakan mata uang Kina, sehingga kita (pedagang) yang menyesuaikan," jelas Rukiyah yang ditemui di Pasar Skouw, Kamis (18/11).
Rukiyah menjelaskan walau pintu berbatasan belum dibuka secara resmi, namun masyarakat dari Papua Nugini yang melintas hingga wilayah Indonesia adalah pelintas batas tradisional.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap pintu perbatasan segera dibuka, agar geliat ekonomi di pasar ini kembali ramai dan aktivitas jual beli kembali normal," katanya.

Sembako hingga Barang Elektronik

Deputi II BNNP, Komjen Paulus Waterpauw berbincang dengan pengunjung dari negara Papua Nugini di Pasar Skouw di perbatasan Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
Rukiyah menjelaskan kebanyakan kebutuhan yang dibeli oleh warga Papua Nugini di Pasar Skouw adalah sembako, pakaian dan barang elektronik.
Seorang pembeli dari Papua Nugini, Naomi mengaku hampir sebulan dua kali dirinya singgah di Pasar Skouw untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari.
"Seperti tikar ini dibeli, kadang kami pakai di rumah ataupun bisa dijual di Papua Nugini," katanya.
Naomi mengaku senang berbelanja di Pasar Skouw karena barangnya bagus dan banyak pilihan, serta harganya tejangkau.
"Kami juga biasa membeli mie instans, mintak goreng, gula hingga televisi dan pakaian," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Sosialisasi Rupiah

Rukiyah, saat menujukan mata uang Papua Nugini, Kina yang menjadi alat bayar di Pasar Skouw, Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
Deputi II yang membidangi potensi kawasan perbatasan BNPP, Komjen Paulus Waterpauw menjelaskan pihaknya akan bersinergi dengan perbankan dan instansi terkait untuk mendorong pemakaian Rupiah di perbatasan negara.
"Alat tukar di perbatasan tetap harus menggunakan Rupiah dan harus disosialisasikan kepada penjual dan pembeli di pasar perbatasan, sesuai dengan UU No 7 Tahun 2011 tentang peredaran uang rupiah di perbatasan," katanya dalam melihat langsung aktivitas di Pasar Skouw.
Tapi, kata dia, untuk menghidupkan kembali aktivitas jual beli di Pasar Skouw sebagaimana semangat awal membangun pasar modern itu.
"Tentunya ada sejumlah ide atau gagasan yang akan kami buat sebagai pemicu untuk dorong geliat ekonomi di Pasar Skouw yang memiliki potensi yang luar biasa, salah satunya dengan menggelar festival budaya dan seni, serta kuliner," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, Pasar Skouw berada di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Pasar Skouw menjadi pasar modern di kawasan perbatasan.
Pasar tersebut dilengkapi dengan fasilitas tempat ibadah yakni gereja dan masjid, amphitheater, food court, lapangan parkir yang luas, taman terbuka, gedung pertemuan hingga fasilitas pendukung lainnya.