news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Mendorong Sagu Papua Sebagai Makanan Pokok di Indonesia

16 Desember 2019 16:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papeda Ikan Kuah Kuning, salah satu hasil olahan makanan berbahan dasar sagu, yang nikmat disantap. (Foto: Lazore)
zoom-in-whitePerbesar
Papeda Ikan Kuah Kuning, salah satu hasil olahan makanan berbahan dasar sagu, yang nikmat disantap. (Foto: Lazore)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Berdasarkan data nasional, tanaman pangan sagu akan menjadi makanan pokok di Indonesia. “Ini berdasarkan laporan kepada presiden dan menteri pertanian, sagu akan jadi salah satu andalan bagi makanan pokok di Indonesia,” ungkap Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, Senin (16/12).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata Mathius, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura saat ini juga tengah memperkuat ketahanan pangan lokal, berupa sagu, ikan dan kakao sesuai dengan wilayah pembangunannya. Sebab pemerintah akan memberikan perhatian khusus untuk pengembangan pangan lokal itu.
Secara khusus untuk sagu, kata Mathius, Dinas Tanaman Pangan Provinsi dan Kabupaten Jayapura sedang melakukan pemetaan terhadap potensi sagu, guna mengetahui berapa luas penyebaran sagu dan kandungan yang terdapat di dalam sagu.
Aktivitas pembuatan sagu di Kampung Yoboi, Distrik Sentani yang akan dijadikan makan pokok selain beras dan jagung. (Foto: Alan Youwe)
Menurut Mathius, di seluruh dunia terdapat 6 juta hektar yang ditumbuhi pohon sagu dan 90 persen terdapat di Papua. Dari hasil penelitian, dari 61 jenis sagu yang terbesar di dunia, sekitar 25-27 jenis sagu terdapat di Sentani, Kabupaten Jayapura.
“25-27 jenis sagu di Sentani itu diberiakan nama masing-masing oleh penduduk asli Sentani sejak dulu kala. Sehingga tanaman ini aslinya dari Papua karena jenisnya banyak terdapat di Papua,” jelas Mathius.
ADVERTISEMENT
Banyaknya jenis sagu dan luasnya hutan sagu, maka pendataaan sangat penting. Sebab hal itu dapat memotivasi setiap masyarakat yang ada di kampung untuk tetap menjaga keunggulan sagu dengan keasliannya melalui budidaya.
Jenis-jenis pohon sagu yang banyak ditemukan tumbuh alami di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (Foto: Lazore).
“Kami membutuhkan industri, dengan analisa yang tepat. Kita akan mengetahui berapa besar jika diinvestasi dan masyarakat yang terlibat juga seperti apa. Selain itu, juga masyarakat harus terbiasa untuk budidaya,” jelas Mathius.
Menurut Mathius, sagu tak membutuhkan pupuk dan juga jarang diserang hama. Tapi sagu bisa menjadi obat bagi penderita kolesterol dan diabetes, yang angka penderitanya cukup tinggi di Indonesia.
“Ada banyak hal yang menarik dari tanaman sagu, tapi ketergantungan masyarakat kepada beras juga sangat tinggi. Sebab mudah ditemui dan harganya terjaungkau,” jelas Mathius.
ADVERTISEMENT