Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Penyandang disabilitas di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen tak pernah putus asa dengan keterbatasan yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Aristoteles Batilmurik, misalnya. Pria berusia 37 tahun sangat bersemangat menjalankan bisnis TV kabelnya.
Sosok Aris begitu sapaannya, patut diacungi jempol. Ia tak pernah menyerah dengan keterbatasan yang dimiliknya. Meski duduk di kursi roda, Aris memiliki bisnis yang cukup menjanjikan.
Ayah dari 1 orang anak ini bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi 5 orang di lingkungannya. Dengan modal dari keluarga, ia bertekad mengembangkan usahanya.
Aris menceritakan dirinya mengalami kelumpuhan sejak 2005, karena salah diagnosa dari seorang dokter, hingga akhirnya berakhir di kursi roda.
"Sebagai manusia, pasti kondisi ini membuat saya down. Tapi saya berusaha bangkit dan di tahun 2006 mengikuti pelatihan di PSBDW Makasar Panti Sosial Binadaksa Wirajaya Makasar yang dikhususkan untuk tuna daksa di wilayah Indonesia timur," katanya, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Dalam pelatihan itu, ia mengambil ilmu elektronik, melanjutkan cita-citanya semasa kuliah yang tak terselesaikan di tahun 2002 karena sakit yang dideritanya.
"Saya ambil pelatihan ini dan bisa diselesaikan tahun 2008. Hal ini juga untuk mengejar mimpi saat kuliah mengambil jurusan elektro," ujarnya.
Usai mengenyam pendidikan kursus di Makassar, ia pulang ke Serui dan mengembangkan bisnis TV kabel dan membuka bisnis servis telepon genggam.
"Awal merintis pekerjaan ini, saya lakukan sendiri. Dalam sebulan, saya meraup untung hingga belasan juta rupiah. Hingga saat ini, saya miliki 5 orang pekerja," ujarnya.
Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari, ia dibantu sang isteri. Untuk memudahkan segala kegiatannya, Aris memodifikasi mobilnya, jika ada pekerjaan di luar rumah.
ADVERTISEMENT
"Satu kata motivasi untuk semuanya, baik itu yang kondisi sama dengan saya , ataupun yang normal. Kenali potensi dirimu, buatlah orang mengenalmu karena kelebihanmu, bukan kekuranganmu."
Peracik Kopi
Sama halnya dengan Aris, sosok satu ini sangat bersemangat untuk bekerja. Namanya Rivaldi Hinoke (20) . Ia menderita tuna rungu dan saat ini bekerja menjadi peracik kopi di salah satu Kedai kopi di Yapen.
Rivaldi mengalami tuna rungu sejak kecil. Menamatkan sekolah di SLB Serui tahun 2018, Rivaldi kini bekerja untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang guru.
Melalui secarik kertas, Rivaldi mengaku beruntung bisa diterima bekerja di kedai kopi tersebut.
"Saya 4 kali ditolak untuk bekerja di toko kelontong. Mereka pikir saya tak bisa bekerja. Saya memang bisu dan tuli, tapi saya masih punya mata, tangan dan kaki untuk bekerja. Saya bersemangat mengejar cita-cita saya " tulisnya dalam secarik kertas.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit yang mencemooh sosok Valdi, namun banyak juga yang memberi dukungan kepadanya. Dengan goresan tangannya sendiri ia menuliskan bahwa semangatnya yang membuat dirinya tidak peduli dengan perkataan negatif terhadap dirinya.
" Saya tidak mencuri, saya kerja halal, saya tidak malu dengan cemoohan orang," ungkapnya.
(Agies Sitanggang)