Minimnya Pemahaman Alat Kontrasepsi di Papua

Konten Media Partner
9 Juli 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kontrasepsi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kontrasepsi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua mengklaim pemahaman masyarakat Papua tentang alat kontrasepsi masih rendah.
ADVERTISEMENT
Data dari BKKBN Provinsi Papua menyebutkan dari 29 kabupaten/kota, hanya ada 9 kabupaten yang menggunakan alat kontrasepsi, namun capaiannya hanya 69%.
Kepala BKKBN Provinsi Papua, Charles Brabar menuturkan penggunaan alat kontrasepsi dominan pada daerah yang maju, misalnya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Nabire, Merauke, Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Keerom, Sarmi dan Jayawijaya.
"Sejumlah warga di kampung, tetap menggunakan KB secara tradisional dan mungkin saja hal ini mempengaruhi pemikiran warga di kampung," ujarnya di Kota Jayapura, Selasa (9/7).
Charles juga menyarankan kepada warga di Papua, jika akan menggunakan alat kontrasepsi banyak pilihan yang bisa digunakan, misalnya ada susuk atau implan yang berlaku 3 tahun, lalu ada pil KB yang bisa diminum tiap hari, kemudian ada suntik yang digunakan 1 bulan atau suntik per 3 bulan.
ADVERTISEMENT
"Semua alat kontrasepsi ini tersedia di puskesmas terdekat. Alat kontrasepsi untuk menjaga jarak kelahiran, agar kesehatan ibu dan anak tetap terjaga," ujarnya. (Katharina)