Konten Media Partner

Misteri Goa Jepang dan Buaya Berkepala Manusia Penunggu Kampung Dondai Jayapura

21 September 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung Dondai di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. (Foto: Media Center KMAN VI)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Dondai di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. (Foto: Media Center KMAN VI)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kampung Dondai di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura memiliki sejumlah spot wisata dan kisahnya yang menarik untuk ditelusuri.
ADVERTISEMENT
Selain bukit Yotoro yang memanjakan mata dengan keindahan alamnya di pesisir Danau Sentani, terdapat dua spot wisata lainnya yang menarik untuk ditelusuri yaitu goa Jepang dan Telaga Kerewai yang sakral.
Konon menurut cerita masyarakat, goa yang berada di Teluk Yope itu menjadi tempat persembunyian tentara Jepang yang dipukul mundur oleh tentara sekutu Amerika pada Perang Dunia ke II.
“Pada Perang Dunia II setelah tentara Jepang melarikan diri akibat serangan sekutu Amerika, goa itu kosong dan masyarakat kampung menggunakan goa untuk berlindung dari serangan bom Amerika,” ungkap Kepala Kampung Dondai, Yosis Daimoe.
Menurutnya, goa Jepang yang berada di sebelah barat Kampung Dondai pernah menjadi tempat persinggahan Presiden Republik Indonesia pertama, Sukarno.
Goa Jepang di Kampung Dondai di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. (BumiPapua.com/Alan Youwe)
Sosok berkharisma itu juga dikisahkan pernah mandi menggunakan air dari sumur yang letaknya tidak jauh dari goa itu.
ADVERTISEMENT
“Kedalaman sumur itu kurang lebih 6 sampai 7 meter dan sumurnya tidak pernah kering, selalu ada airnya," ujarnya.
Keberadaan Goa Jepang belum banyak diketahui orang karena mayoritas pengunjung yang datang hanya masyarakat lokal yang ingin mengetahui keberadaan goa tersebut.

Telaga Kerewai

Sementara itu, Telaga Kerewai di sebelah barat Kampung Dondai menjadi telaga sakral di kampung tersebut karena menyimpan misteri yang belum terkuak hingga saat ini.
Masyarakat percaya bahwa di telaga tersebut dijaga oleh buaya putih berkepala manusia yang sering menampakan wujudnya.
Menjadi tempat yang sakral, pengunjung yang akan kesana wajib meminta izin terlebih dahulu dengan Ondofolo Kampung Dondai agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Masyarakat pernah melihat buaya itu, makanya telaga tersebut sakral dan tidak boleh dirusak, apa lagi mengambil barang dari sekitar telaga itu,” tutur Yosis.
ADVERTISEMENT
Di Telaga Karawei juga hidup beberapa jenis ikan, diantaranya mujair, gastor dan gabus merah yang merupakan spesies ikan endemik Danau Sentani yang mulai langka. Ini yang membuat Kampung Dondai wajib dikunjungi, termasuk oleh tamu yang datang pada perhelatan Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI.