Motif Purbakala Megalitik Tutari Sentani pada Karya Seni Kekinian

Konten Media Partner
1 Oktober 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan siswa SMPN 1 Sentani, Kabupaten Jayapura yang terinspirasi dari motif megalitik Tutari. (Dok Balai Arkeologi Papua/Hari Suroto)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan siswa SMPN 1 Sentani, Kabupaten Jayapura yang terinspirasi dari motif megalitik Tutari. (Dok Balai Arkeologi Papua/Hari Suroto)

Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Motif purbakala megalitik Tutari terus berkembang pada karya seni kekinian.

ADVERTISEMENT
Hal ini pun diakui Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua, I Wayan Rai S yang mengungkapkan motif megalitik Tutari dapat terus berkembang menjadi karya seni lainnya, karena memiliki keindahan bentuk dan isi, serta keindahan bentuk dalam wujudnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Wayan, keindahan isi adalah nilai atau makna yang terkandung di dalamnya, misalnya berbagai gambar pada motif megalitik Tutari yang terdiri dari berbagai motif flora, fauna serta gambar manusia yang ditorehkan oleh suku Tutari pada sejumlah batu yang ditemui di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
Seorang pelukis kulit kayu yang menggambar motif megalitik Tutari pada lukisannya. (Dok Balai Arkeologi Papua/Hari Suroto)
“Motif megalitik Tutari juga menjadi sumber inspirasi seniman masa kini, misalnya menjadi sebuah karya lukisan yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Asei yang melukis motif megalitik Tutari pada lukisan kulit kayu,” jelasnya, Kamis (1/10).
Lanjut Wayan, pada tradisi dan perkembangannya, lukisan megalitik Tutari yang berhubungan dengan seni masa kini di kawasan Danau Sentani, meliputi kelambut, Woku atau Tifa, Khombow yakni lukisan kulit kayu, body painting, serta seni virtual.
ADVERTISEMENT
Penelitian Motif Purbakala Megalitik Tutari
Corry Ohee yang sedang melukis pada media kulit kayu. (Dok Balai Arkeologi Papua/Hari Suroto)
Peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan penelitian motif megalitik Tutari pada seni Sentani masa kini adalah bagian dari penelitian arkeologi bertemakan SDGs atau Sustainable Development Goals, motif megalitik Tutari yang harus bermanfaaat pada kelestarian tinggalan arkeologi itu sendiri, serta bermanfaat pada masyarakat sekitar situs megalitik Tutari.
“Kami berharap motif megalitik Tutari dapat dilestarikan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dapat dijadikan inspirasi seni dalam produk ekonomi kreatif,” jelasnya.
Produk ekonomi kreatif itu sendiri dapat berupa motif batik khas megalitik Tutari yang dibuat pada desain sablon kaos, desain logo produk, digambarkan dalam motif lukisan kulit kayu, atau lukisan media kanvas, seni mural serta buku cerita bergambar tentang Tutari.
ADVERTISEMENT
Corry Ohee salah satunya, seorang pelukis kulit kayu dari Pulau Asei Sentani menyebutkan motif megalitikum Tutari lebih sederhana dibandingkan motif khas dari Sentani atau Pulau Asei yang sangat detail.
Lukisan siswa SMPN 1 Sentani, Kabupaten Jayapura yang terinspirasi dari motif megalitik Tutari. (Dok Balai Arkeologi Papua/Hari Suroto)
"Motif-motif megalitik tutari merupakan motif tertua karena merupakan peninggalan manusia prasejarah di Danau Sentani. Walaupun kelihatan sederhana, motif megalitik tutari ketika dilukiskan pada kulit kayu membutuhkan pengamatan dan waktu yang lebih lama, agar detail seperti aslinya dan hasilnya lebih artistik," jelasnya.
Pelukis kulit kayu di Pulau Asei Sentani, Kabupaten Jayapura memadukan motif megalitikum Tutari, peninggalan prasejarah dengan motif modern dari Pulau Asei atau motif khas Sentani lainnya.
Situs Megalitik Tutari terdapat di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Situs ini merupakan peninggalan zaman neolitikum akhir
ADVERTISEMENT
Corry mengakui motif megalitikum Tutari digemari kolektor seni dan wisatawan asing, sebab motif yang ditampilkan lebih tua dan bernilai tinggi.