Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Panganan Lokal Jadi Menu Favorit di Papua
4 Juni 2018 19:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Papeda, makanan khas Papua berbahan dasar sagu. (BUMIPAPUA.COM / Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Pemerintah Provinsi Papua mulai menerapkan panganan lokal harus disajikan pada setiap kegiatan pemerintahan tingkat provinsi hingga distrik dan RT/RW.
Penerapan penyajian panganan lokal juga wajib disajikan pada kegiatan TNI/Polri, lembaga swasta, perbankan hingga rumah makan.
Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo menuturkan instruksi gubernur dalam waktu dekat akan ditandatangani untuk mendukung penyajian panganan lokal di Papua.
“Langkah kongkret harus dilakukan pada setiap kegiatan pemerintahan untuk penyajian panganan lokal, guna mempertahankan hasil bumi dari Papua,” katanya, Senin (4/6/2018) saat melihat pameran panganan lokal Papua dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dilaksanakan di Kantor Otonom Kotaraja, Kota Jayapura, Papua.
Panganan lokal Papua yang harus disajikan pada setiap kegiatan pemerintahan. (BUMIPAPUA.COM / Katharina)
ADVERTISEMENT
Selain makanan lokal, kopi Papua menjadi menu utama yang juga harus disajikan pada kegiatan pemerintahan lainnya. “Kopi Papua itu rasanya terbaik, dibandingkan wilayah lain, bahkan negara lainnya,” jelasnya.
Sodarmo menambahkan makanan pokok masyarakat Papua tetap harus dipertahankan. Masyarakat setempat juga tak bsia bergantung dengan beras. Apalagi dengan program raskin, masyarakat Papua terbiasa dengan konsumsi beras. Dari aspek potensi, sagu merupakann tanaman asli Papua. Sekitar 5,5 juta hektar tanaman sagu di Indonesia, sebanyak 4,7 hektar berada di Provinsi Papua.
Sedangkan tanaman kopi arabika di Papua, sudah ada sejak jaman Belanda dan hingga saat ini tumbuh subur menyebar pada daerah pegunungan tengah Papua.
Mama Maria, pembuat bagea dari sagu menyebutkan panganan lokal saat ini dapat bervariasi. Bagea sagu yang biasa ia buat pun sudah bervariasi rasanya.
ADVERTISEMENT
“Bagea saat ini tak hanya dapat dicampur dengan gula merah atau kelapa, tapi bisa disajikan dengan keju, coklat atau tambahan aroma lainnya. Semua tergantung kreatifitas kita,” jelasnya. (Katharina)