Pangdam Belum Terima Laporan Anak Sekolah Mengungsi Pasca Kasus Nduga

Konten Media Partner
16 Februari 2019 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para siswa dari sejumlah sekolah yang mengungsi ke Wamena dari Nduga pasca serangkaian penembakan awal Desember 2018 lalu di Nduga. (Foto Stefanus)
zoom-in-whitePerbesar
Para siswa dari sejumlah sekolah yang mengungsi ke Wamena dari Nduga pasca serangkaian penembakan awal Desember 2018 lalu di Nduga. (Foto Stefanus)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengaku belum menerima laporan dari pemerintah terkait adanya pengungsian sejumlah anak dari Kabupaten Nduga ke Wamena Kabupaten Jayawijaya pasca penembakan dan pembantaian para pekerja Jalan Trans Papua oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) awal Desember 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
"Sampai sekarang pemerintah daerah belum melaporkan kepada kami, termasuk apa yang menjadi alasan mereka mengungsi. Jadi kami harus tahu, sehingga ada obatnya. Tapi kalau masyarakat berpindah tempat, itu biasalah," jelas Yosua kepada sejumlah wartawan saat dimintai komentarnya di Kota Jayapura, Sabtu (16/2).
Menurut Yosua masalah pengungsian warga sipil sudah menjadi habitat (kebiasaan) dan bukan hal luar biasa lagi. "Darimana kalian tahu ada yang mengungsi dan jumlahnya berapa banyak. Kalau masalah mengungsi-mengungsi seperti ini, memang warga sipil ini sudah menjadi habitatnya," kata Yosua.
Yosua juga menegaskan selama berpuluh-puluh tahun seperti di Distrik Mbua, Mapenduma itu, tak ada aparat (TNI) di tempat itu. “Sebab kami punya aparat serbah terbatas. Jadi dengan adaya isu-isu seperti ini, diharapkan masyarakat lebih cerdas lagi dalam menanggapi hal itu. Harus bisa koordinasi dan menanyakan kepada aparat terdekat tentang kebenarannya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Yosua, imbauannya diharapkan masyarakat lebih cerdas lagi dengan banyaknya berita hoaks yang terjadi saat ini. “Jika sesuatu hal yang belum dipahami, coba tanyakan langsung kepada aparat yang ada disekitarnya. Jangan bertindak sendiri, kami ini negara hukum. Jangan percaya dengan provokasi yang ada, karena itu adalah kepentingan sesaat," terangnya.
Sementara untuk empat karyawan PT Istaka Karya yang masih belum ditemukan, kata Yosua, pihaknya masih terus melakukan pencarian. “Kami masih melakukan pencarian. Kami kan tahu sendiri geografisnya seperti apa disana, belum lagi hambatan keamanan. Jadi sampai saat ini, kami masih cari, hanya saja pencarian tak seperti dulu lagi," jelasnya.
Sekadar diketahui, kasus Nduga terjadi pada awal Desember 2018 lalu, dimana dalam kasus ini sebanyak 17 orang tewas dibantai dan empat orang hilang dari para pekerja proyek pembangunan Jalan Trans Papua, PT Istaka Karya. Pelaku kasus pembantaian ini diduga kuat dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogeya. (Imelda)
ADVERTISEMENT