Patung Yesus yang Roboh di Sentani, Jayapura, Akan Dibangun Kembali

Konten Media Partner
19 Juni 2019 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Yesus setinggi 3,5 meter yang berdiri diatas perahu dengan memegang Alkitab roboh karena retakan kontruksi. (Dok: Cornelia)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Yesus setinggi 3,5 meter yang berdiri diatas perahu dengan memegang Alkitab roboh karena retakan kontruksi. (Dok: Cornelia)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Pemerintah Kabupaten Jayapura menduga robohnya patung Yesus Wali Holelo di Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani , Kabupaten Jayapura, karena struktur kontruksi pada patung yang kurang ditata dengan baik.
ADVERTISEMENT
Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, menuturkan bangunan patung sebelumnya dibuat dari sumber dana swadaya masyarakat. Patung ini dibangun untuk mengenang masuknya injil ke Kabupaten Jayapura.
“Pemerintah pernah membantu pembangunan patung Yesus Wali Halelo. Jika patung ini roboh, mungkin karena fenomena alam, saat air danau naik hampir satu bulan lebih pasca banjir bandang yang melanda Sentani dan sekitarnya. Makin lama, kondisi kontruksi pasti berubah hingga mengakibatkan patung roboh,” kata Mathius, Rabu (19/6).
Untuk memperbaiki kembali Patung Yesus, Pemerintah Kabupaten Jayapura telah mengutus kepala distrik untuk turun langsung ke lapangan. Ia juga ditugaskan untuk membicarakan kejadian ini dengan masyarakat agar ada kepastian penyebab robohnya patung tersebut.
Patung Yesus di Kampung Ifale, Distrik Sentani Kota. (Dok: Kumparan)
“Ini dilakukan agar masyarakat dapat membangun kembali patung itu, yang harus dimulai dari inisiatif masyarakat, dan pemerintah akan membantu dalam pembangunannya,” kata Mathius.
ADVERTISEMENT
Mathius meyakini patung Yesus akan kembali dibangun. Ini dikarenakan masyarakat di pesisir Danau Sentani sangat menghargai sejarah masuknya injil di sekitar danau.
“Patung ini juga bisa menjadi simbol dalam memberikan spirit kepada masyarakat atau tempat untuk melakukan kegiatan religi lainnya,” jelasnya.
Untuk pembangunan patung kembali, saat ini sedang dirancang konstruksi yang lebih kuat dengan tetap mengedepankan kearifan lokal seperti bangunan sebelumnya yang dipenuhi dengan ukiran dan perahu sebagai simbol masyarakat di pesisir Danau Sentani. (Katharina)