Pegunungan Cycloop Jayapura, Rumah Dewa Yunani dan Dewa Sentani

Konten Media Partner
20 Januari 2021 12:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hamparan pegunungan Cycloop di Sentani, Kabupaten Jayapura. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Hamparan pegunungan Cycloop di Sentani, Kabupaten Jayapura. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Pemandangan hamparan pegunungan Cycloop dan Danau Sentani tak bisa terpisahkan, jika anda baru saja mendarat di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
ADVERTISEMENT
Pegunungan Cycloop membentang dari barat ke timur dan menjadi pembatas antara Danau Sentani dan Samudera Pasifik. Pegunungan Cycloop merupakan sumber air bagi Danau Sentani.
Pegunungan Cycloop menjadi habitat fauna endemik Papua, diantaranya burung Cenderawasih, burung Kasuari, kuskus, landak semut Irian dan kanguru pohon.
Nama Cycloop bermula pada 1768, Louis-Antoine de Bougainville, pelaut Perancis, berlabuh di Teluk Humboldt. Ia melihat pegunungan di pesisir utara Jayapura, sepintas seperti raksasa bermata satu yang sedang tidur. Maka Bougainville menamai pegunungan ini Dafonsoro dengan sebutan Cycloop.
"Cycloop dikenal sebagai dewa dalam mitologi Yunani, ia adalah anak laki-laki dari Dewa Poseidon dan Dewi Thoosa," kata Hari Suroto, peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Rabu (20/1).
Sedangkan masyarakat Sentani sejak zaman nenek moyang mengenal pegunungan ini sebagai Pegunungan Dafonsoro dan mereka memiliki dewa sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun begitulah yang terjadi pada masa lalu, para petualang Eropa setiap datang di tempat yang baru, tanpa bertanya pada penduduk setempat atau waktu itu mungkin saja mereka memang tidak menjumpai penduduk di daratan, dengan sesuka hatinya selalu memberi nama baru dan mencantumkannya dalam peta dunia, sehingga nama yang mereka buat lebih dikenal dan menjadi rujukan.
"Sedangkan nama tempat sesuai bahasa aslinya, tenggelam begitu saja," kata Hari.
Pegunungan Cycloop memiliki beberapa puncak tertingginya, yaitu Gunung Dafonsoro (1.580 m dpl), Gunung Butefon (1.450 m dpl), Gunung Robhong (1.970 m dpl), Gunung Haelufoi (1.960 m dpl), Gunung Rafeni (1.700 m dpl), Gunung Adumama (1.560 m dpl).
Yang menarik, diberikan nama Gunung Adumama, karena kondisinya terjal dan curam, sehingga dibutuhkan tenaga ekstra untuk mendaki.
ADVERTISEMENT
"Saat mendaki gunung ini warga setempat yang sering mengantar pendaki sering mengeluh "aduh mama", maka akhirnya diberi nama Gunung Aduhmama," jelas Hari.

Rumah Para Dewa

Oleh masyarakat Sentani, Cycloop dipercaya sebagai rumah Dewi Pemberi Kehidupan yaitu Hokaimiyae atau ibu pertiwi.
Selain itu Cycloop juga dijaga oleh empat dewa yang menyebar ke empat arah mata angin, yaitu timur (nu), barat (wai), selatan (ebun), dan utara (dobon).
Tiga dewa yang disebut pertama adalah dewa yang mendatangkan petaka, yaitu penderitaan, kesengsaraan, dan berbagai macam penyakit termasuk banjir dan tanah longsor. Dewa Dobon dianggap sebagai dewa yang mendatangkan kemakmuran.
Cycloop adalah pegunungan sakral yang menjadi rumah para dewa. Cycloop merupakan perpaduan unik Dewa Yunani dan Dewa Sentani.
ADVERTISEMENT
"Maka jika Cycloop diganggu, dengan perambahan hutan, maka raksasa bermata satu yang tidur ini akan terbangun dan marah, sehingga akan terjadi banjir dan tanah longsor," kata Hari.