Pemuda Sentani : Mari Bergandengan Tangan Bangun Kembali Patung Yesus

Konten Media Partner
20 Juni 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Yesus yang hanya tersisa bagian tangannya. (Foto: Jack Puraro)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Yesus yang hanya tersisa bagian tangannya. (Foto: Jack Puraro)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Patung Yesus Wali Holelo di Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura hanya tersisa seperempat bagian. Patung dengan tinggi sekitar 3,5 meter ini roboh, usai terendam air Danau Sentani naik hingga sekitar satu bulan lamanya.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak beranggapan robohnya patung ini dikarenakan konstruksi bangunan yang tidak proporsional.
Walau begitu tokoh pemuda setempat, Jack Puraro berharap penyebab robohnya patung yang dibangun untuk menghormati sejarah masuknya injil di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura ini tak perlu terlalu dibesarkan.
Patung Yesus di Kampung Ifar Besar yang menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat setempat. (Foto: Corenelia)
Saat ini menurut Jack, semua pihak harus bergandengan tangan membangun kembali patung itu. “Sebab tak hanya warga di Kampung Ifar Besar, tapi warga di 25 kampung di pinggiran Danau Sentani merasakan hadirnya injil masuk di daerah ini,” kata Jack yang juga sebagai Ketua Gerakan Pemuda Jayapura, Kamis (20/6).
Jack menceritakan, masuknya injil di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura pertama kali pada 1926 di Kampung Ifar Besar. Untuk menghormatinya, masyarakat setempat merayakan masuknya injil di Kabupaten Jayapura pada 1 Mei setiap tahunnya.
Patung Yesus di Kampung Ifar Besar yang dibangun untuk menghormati masuknya injil di Danau Sentani. (Foto: Jack Puraro)
Saat itu, penginjil bernama Daud Pekade dijemput dari Genyem oleh sejumlah pemuda dari Kampung Ifar. Akhirnya Daud berada di Kampung Ifar Besar dengan mengajar dan memberitakan injil hingga mendirikan gereja yang saat ini bernama Gereja GKI INRI Phulende.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, masyarakat setempat mendirikan patung Yesus dengan tujuan untuk menghormati masuknya injil di kampung tersebut, yang letaknya berada di pinggiran Danau Sentani, Kabupaten Jayapura.
Patung yang dibangun pada 2016, lalu diresmikan pada Oktober 2017 dengan biaya dari swadaya masyarakat.
Patung Yesus yang hanya tersisa bagian tangannya. (Foto: Jack Puraro)
“Semua ide awal untuk pendirian patung Yesus baik adanya. Saat ini seluruh gereja yang ada di Danau Sentani dan jemaatnya harus berkontribusi ikut membangun kembali patung Yesus, sebagai semangat dan tanggung jawab bersama dalam menghormati masuknya injil di Sentani,” jelasnya.
Jack berharap peranan pemerintah juga dapat terwujud, untuk membangun berdirinya patung Yesus. Nantinya pembuatan patung akan mencerminkan kearifan lokal masyarakat setempat seperti patung sebelumnya, berukiran tradisional masyarakat Sentani dan terdapat perahu, sebagai lambang masyarakat yang tinggal di pinggiran Danau Sentani. (Katharina)
ADVERTISEMENT