Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Penyakit Kronis Rumah Sakit Jayapura
20 Agustus 2018 21:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ruang perawatan di RSUD Dok II Jayapura. (BumiPapua.com/Liza)
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Ruang operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tak lagi digunakan sejak 6 Agustus lalu. Penyebabnya adalah rusaknya dua alat strelisasi yang biasa digunakan pada kegiatan operasi.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu saja yang menjadi masalah di RSUD Dok II Jayapura. Komisi V DPR Papua yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah itu, menemukan 13 jenis obat yang mengalami kekosongan.
“Tahun ini anggaran yang digelontorkan untuk RSUD Dok II Jayapura sebanyak Rp 200 miliar. Tapi standar operasional rumah sakit tak layak. Indikasinya, perencanaan dan pengeluaran tak melakukan kerjanya dengan baik dan perlu dievaluasi,” ucap Ketua Komisi V DPR Papua, Yan Mandenas, Senin (19/8).
Kata Yan, untuk mencari solusi pembenahan RSUD Dok II Jayapura dengan merombak seluruh managemen didalamnya. Apalagi kesehatan merupakan salah satu poin penting dalam kesuksesan otsus di Papua.
Misalnya saja, jika ada perawat yang tak mau melakukan kerjanya dengan baik, lebih baik pemerintah merekrut tenaga kontrak, agar dapat memberikan dampak persaingan yang baik dengan PNS di dalam rumah sakit itu.
ADVERTISEMENT
“Tapi dengan melihat kenyataannya di RSUD Dok II Jayapura, ini membuktikan buruknya wajah otsus Papua,” ujar Yan yang didampingi anggota Komisi I DPR Papua, Tan Wie Long dalam sidaknya.
Tunggakan Obat
Sidak pada ruang operasi RSUD Dok II Jayapura. (BumiPapua.com/Liza)
Seorang perawat yang ditemui di ruang operasi menyebutkan tak digunakannya ruang operasi mempengaruhi pelayanan. Biasanya, dalam sehari pasien operasi bisa mencapai puluhan orang. Saat ini, ruang operasi hanya bisa melayani pasien yang membutuhkan penanganan cepat. Jika ada pasien yang masih bisa menunggu, maka pasien tersebut akan di rujuk ke rumah sakit lainnya.
Perawat lainnya yang ditemui BumiPapua.com di ruang operasi, Leni Ebe meminta pemerintah harus duduk bersama untuk membahas pembiayaan pengembangan serta perbaikan ruangan operasi. Sebab saat ini, ruang operasi di RSUD Dok II tak sesuai dengan standar operasional.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Penanggung Jawab Apotik RSUD Dok II Jayapura, Andrefina Javiera Karma mengaku telah banyak apotik yang tak mau lagi bekerjasama dalam penyediaan obat bagi RSUD Dok II Jayapura.
Selama ini, ada bekerja sama dengan 3 apotik di Jayapura dan ke-3 telah memutuskan kerjasama itu, karena masih adanya tunggakan obat yang belum dibayarkan pihak managemen RSUD Dok II Jayapura.
"Tahun kemarin anggaran yang kami terima Rp8 miliar. Tapi tahun ini hanya Rp2 miliar. Hal ini karenakan banyaknya tunggakan belum terbayarkan. Kami berharap DPR Papua dapat mendorong Pemerintah Provinsi Papua melunasi hutang itu, sehingga pendistribusian obat ke RSUD bisa stabil," jelas Andrefina. (Liza/Imelda)
Live Update