Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pilot Smart Air Rahayu Kuntardi, Sosok yang Ramah dan Rajin Olahraga
25 Oktober 2021 19:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Jenazah pilot Smart Air, Rahayu Kuntardi dikirim ke Jakarta. Informasi yang diterima BumiPapua, jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jalan Salawati IV Blok B4 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Jenazah pilot Kuntardi berhasil dievakuasi dari Ilaga ke Timika dan selanjutnya dikirim ke Jakarta.
Sosok Kapten Pilot Kuntardi di mata kerabatnya dikenal sebagai sosok yang ramah dan ceria.
"Ya, kalau bertemu dengan beliau itu ketawa aja bawaannya. Orangnya ramah dan senang olahraga," kata Alvin Lie, salah satu kerabat almarhum Kapten Pilot Rahayu Kuntardi, dihubungi BumiPapua, Senin (25/10).
Alvin berujar, ada kebiasaan rutin yang selalu dibagikan Kuntardi sebelum menjalani aktivitas penerbangannya.
"Kalau pagi sebelum terbang, beliau (almarhum Kuntardi) biasa membagikan foto-foto aktivitas olahraganya. Senam, push up yang biasanya dibagikan ke teman-teman pilot," kata Alvin mengingat kebaikan Kuntardi.
Pilot Senior
Alvin yang berteman dengan Kuntardi hampir 20-an tahun mengingat bahwa sosok Kuntardi adalah pilot senior dan beberapa kali selamat dari sebuah kecelakaan ataupun bahaya.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja pada tahun 90-an, Kuntardi pernah mengalami crash di Semarang. "Saat itu pesawatnya sudah sangat dekat runway dan kehabisan bahan bakar. Pesawat yang dipiloti jatuh, tapi beliau selamat," jelas Alvin.
Lalu, belum lama ini pesawat yang dipiloti Kuntardi juga ditembaki oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dan terdapat 10 lubang bekas tembakan, termasuk di tangki bahan bakar pesawat.
"Dalam peristiwa ini, beliau juga selamat. Ini adalah keberuntungan bagi beliau," katanya.
Karakter Medan Penerbangan
Namun, kejadian di Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (25/10), sekitar pukul 07.30 WIT membuat Kuntardi harus kehilangan nyawanya.
Pesawat Smart Air yang dipiloti Kuntardi jatuh di Bandara Ilaga saat membawa sejumlah bahan kebutuhan pokok bagi warga setempat. Ada dugaan saat pesawat hendak mendarat, di sekitar bandara tertutup kabut tebal.
ADVERTISEMENT
Sesaat setelah kejadian, Kuntardi masih sempat dibawa ke Puskesmas Ilaga untuk menjalani perawatan.
Namun, Tuhan berkehendak lain dan almarhum menghembuskan napas terakhir di tengah tugasnya sebagai seorang pilot yang banyak makan asam garam di dunia penerbangan.
Alvin Lie yang juga pengamat penerbangan mengakui medan penerbangan di Papua menjadi tantangan tersendiri untuk seorang pilot.
Walau begitu, ia menyebutkan medan di Papua sudah sejak dulu ada dan akan tetap ada seperti saat ini.
“Medan di Papua menjadi tantangan untuk pilot. Pilot yang sudah pernah terbang ke Papua, pasti memahami karakter di bumi Papua. Misalnya saja jika cuaca terbuka, pilot akan segera berangkat. Tapi bisa saja dalam sekejap, cuaca tertutup lagi,” kata Alvin yang dihubungi Bumipapua lewat gawainya, Senin (25/10).
ADVERTISEMENT
Menurut Alvin, seorang pilot yang melintasi medan Papua tak cukup hanya mahir, tapi juga dibutuhkan kemampuan ekstra dalam menerbangi pesawatnya.
“Dibutuhkan pilot yang berpengalaman di Papua. Tak hanya itu, sang pilot harus memiliki feel tersendiri,” jelasnya.
Apalagi infrastruktur navigasi di Papua masih minim, sehingga dalam menerbangi pesawat, pilot di Papua juga mengandalkan pandangan.
“Jika pandangan terganggu, infrastruktur navigasi belum optimal, maka keputusan bisa saja terpengaruh. Ditambah banyaknya runway di Papua yang tak ideal. Bagaimanapun, jika pilot sudah berhati-hati, tapi kena juga dan itu adalah nasib,” kata Alvin.