Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Polisi Periksa 28 Saksi Ungkap Kematian Dokter Spesialis Paru di Nabire
15 Maret 2023 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Polres Nabire memeriksa 28 orang saksi terkait kematian Mawartih Susanty, dokter spesialis paru yang bertugas di RSUD Nabire, Provinsi Papua Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kami juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara sebanyak 6 kali. Reskrim Polres Nabire sudah bekerja keras siang dan malam mencari keterangan saksi-saksi untuk mengungkap motif kejadian," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo dihubungi BumiPapua lewat gawainya, Rabu sore (15/3/2023).
Kepolisian setempat masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Makassar termasuk pemeriksaan labfor.
"Ada bukti dari cctv yang masih dalam pemeriksaan. Saat kejadian rumah dalam keadaan terkunci dan dugaan tidak ada barang yang hilang," jelasnya.
Pada 9 Maret 2023, Mawartih Susanty ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya yang berada di kompleks RSUD Nabire. Almarhum ditemukan dengan mulut berbusa.
"Ada bekas cekikan di leher. Itu kita lihat saat di RS Bhayangkara karena saat itu mau dirias wajahnya, sesudah autopsi," kata Martawara, Ibu Mawartih, saat ditemui kumparan di Makassar, Sulsel, Rabu (15/3).
ADVERTISEMENT
"Kedua pipi lebam, rahang seperti bergeser, ada bekas tangan atau jari di bahu kanannya," sambungnya.
Selain itu, Martawara juga curiga anaknya itu melawan saat hendak akan dibunuh.
Ketua IDI Cabang Nabire, Dr. Oktovianus Saranga, SpOG menjelaskan dokter Mawar sudah berdinas sejak 5 tahun lalu di Nabire.
"Beliau tidak hanya dokter spesialis paru, namun banyak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat. Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau.” jelasnya.
PB IDI mengingatkan perihal jaminan keamanan dan keselamatan para dokter khususnya yang bertugas di tanah Papua. Sebelumnya juga ada dokter Soeko yang meninggal saat peristiwa kerusuhan Wamena tahun 2019 serta kekerasan yang terjadi pada sejumlah tenaga kesehatan dan penyerangan pada fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang, Papua pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
PB IDI meminta kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah terutama di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.
“Hal penting untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik di Papua," ujar Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, DR dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT.