Konten Media Partner

Profil 4 Kabupaten di Provinsi Papua Selatan

2 Juli 2022 12:12 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan Suku Asmat dengan aksesorisnya. Penggunaan aksesoris ini biasa disebut tewerauts, yang artinya perempuan hebat. (BumiPapua.com/Abdel Syah))
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Suku Asmat dengan aksesorisnya. Penggunaan aksesoris ini biasa disebut tewerauts, yang artinya perempuan hebat. (BumiPapua.com/Abdel Syah))
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Masyarakat dari 4 kabupaten di Provinsi Papua Selatan berkumpul di halaman upacara Kantor Bupati Merauke, 30 Juni 2022.
ADVERTISEMENT
Tak ada orasi ataupun tuntutan layaknya massa yang sedang menggelar unjuk rasa. Kali ini berbeda. Masyarakat dari Kabupaten Merauke, Asmat, Mappi dan Boven Digoel membentangkan Bendera Merah Putih sepanjang 75 meter dan lebar 20 meter di halaman pemerintahan tersebut.
Masyarakat bersukacita menyambut pengesahan Provinsi Papua Selatan yang disahkan oleh DPR RI, bersamaan dengan 2 provinsi lainnya di Papua yakni Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
“Pembentangan bendera ini menjadi bukti kami, masyarakat di Provinsi Papua Selatan mencintai NKRI. Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan pemekaran Papua,” jelas Koordinator Aksi Pembentangan Bendera, Randika.

Sejarah Papua Selatan

Papua Selatan telah diperjuangkan untuk menjadi provinsi tersendiri sejak tahun 2002 dan kembali diajukan menjadi provinsi pada tahun 2020. Pemekaran Provinsi Papua Selatan awalnya direncanakan akan terdiri atas lima kabupaten, yakni Kabupaten Merauke, Asmat, Pegunungan Bintang, Mappi dan Boven Digoel.
ADVERTISEMENT
Atas dasar pertimbangan wilayah, Kabupaten Pegunungan Bintang memilih mengundurkan diri dikarenakan jarak yang lebih dekat dengan Kota Jayapura dan ingin bergabung dengan Provinsi Papua sebagai kabupaten induk.
Provinsi Papua Selatan memiliki luas 127.280 km dengan populasi pada 2020 mencapai 516,617 jiwa.
Ketua DPRD Papua dan sejumlah bupati di kawasan Selatan Papua saat audiensi dengan Komisi II DPR RI tekait pembentukan Provinsi Papua Selatan, Rabu (11/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebelum datangnya penjajah, wilayah rawa-rawa Papua Selatan dihuni oleh berbagai suku seperti Asmat dan Marind yang masih menjaga tradisinya. Suku Marind atau Malind dulunya hidup berkelompok di sepanjang sungai di Merauke dan hidup dengan berburu, meramu, dan berkebun.
Masyarakat Marind dikenal sebagai suku pengayau atau pemburu kepala (headhunting). Orang Marind menggunakan perahu mengarungi sungai dan pantai menuju kampung yang jauh dan memenggal kepala penghuninya. Orang Marind kemudian pulang membawa kepala korbannya untuk diawetkan dan dirayakan.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19, Bangsa Eropa mulai melakukan penjajahan di Pulau Papua. Pesisir selatan Papua dibelah dengan garis lurus, bagian barat masuk ke wilayah Belanda dan bagian timur masuk wilayah Inggris.
Suku Malind sering melewati perbatasan tersebut untuk pergi mengayau. sehingga pada tahun 1902, Belanda mendirikan pos militer di ujung timur Papua Selatan untuk memperkuat perbatasan dan memberantas tradisi itu.
Pos ini berada di sungai Maro sehingga diberi nama Merauke. Belanda juga menempatkan misi katolik di pos ini untuk menyebarkan agamanya serta membantu menghentikan tradisi pengayauan. Pos ini lama kelamaan semakin ramai menjadi sebuah kota. Kemudian Merauke dijadikan ibukota dari Afdeeling Zuid Nieuw Guinea (Provinsi Nugini Selatan). Orang Jawa juga didatangkan ke Merauke untuk membuka lahan persawahan.
ADVERTISEMENT
Selain sungai Maro, Belanda juga mendengar informasi tentang sungai lain yang lebih besar yang dinamakan Sungai Digul. Belanda kemudian mengirim ekspedisi kesana. Tahun 1920an, muncul ide untuk memanfaatkan pedalaman Papua sebagai kamp tahanan.
Lokasi yang cocok adalah Boven Digoel (hulu sungai Digul) yang kemudian didirikan kamp bernama Tanah Merah. Hutan yang lebat dan sungai Digul yang ganas ditambah wabah malaria menyebabkan tahanan tersiksa namun tak bisa meloloskan diri.
Beberapa tokoh yang pernah ditahan disini antara lain Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir. Setelah Belanda pergi tahun 1960an, Tanah Merah makin ramai menjadi suatu kota dan akhirnya menjadi ibukota Kabupaten Boven Digoel.
Tahun 1960an, seluruh Nugini Belanda berhasil dikuasai Indonesia. Bekas Zuid Nieuw Guinea diubah menjadi Kabupaten Merauke dengan ibukotanya di Kota Merauke. Pada tahun 2002, Kabupaten Merauke dimekarkan menjadi empat kabupaten seperti sekarang yaitu Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel. Seluruh bekas Kabupaten Merauke terdahulu yang mencakup empat kabupaten akhirnya dijadikan provinsi bernama Papua Selatan pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Berikut profil kabupaten di Provinsi Papua Selatan yang dilansir dari papua.go.id

1. Kabupaten Merauke

Kabupaten Merauke merupakan wilayah terluas di Provinsi Papua. Luas wilayahnya adalah 45.071 km2 atau sebesar 11 persen dari wilayah Provinsi Papua. Secara geografis, Kabupaten Merauke terletak pada 137 derajat - 141 derajat Bujur Timur dan 6 derajat 0 0'- 9 derajat 0 0' Lintang Selatan.
Batas Kabupaten Merauke adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi, sebelah timur berbatasan dengan negara Papua New Guinea, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafura, dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Arafura.
Jumlah penduduk kabupaten yang terletak paling timur nusantara ini adalah 230.225 jiwa (Semester I 2021).
ADVERTISEMENT
Kabupaten Merauke merupakan daerah penghasil tanaman padi terbesar di Provinsi Papua. Produksi padi tertinggi terletak di Distrik Tanah Miring, yaitu sebesar 56.444 ton.
Selain padi, sektor perikanan Kabupaten Merauke juga merupakan yang terbesar di Provinsi Papua. Potensi ekonomi Kabupaten Merauke berupa industrialisasi perkebunan di pelosok-pelosok Kabupaten Merauke.
Suku Marind di Merauke dengan tifa raksasa. (BumiPapua.com/Abdel Syah)

2. Kabupaten Mappi

Kabupaten Mappi memiliki luas wilayah 28.518,63 km2. Secara geografis, letak Kabupaten Mappi berada pada 5 derajat 10'0" Lintang Utara - 7 derajat 30'0" Lintang Selatan dan 138 derajat 30'0" bujur Barat - 140 derajat 10'0" Bujur Timur.
Kabupaten Mappi berbatasan dengan Kabupaten Asmat di sebelah utara, Kabupaten Merauke di sebelah selatan, Kabupaten Asmat dan Laut Arafura di sebelah barat, dan Kabupaten Boven Digoel di sebelah timur.
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk Kabupaten Mappi menurut Data Kependudukan Kabupaten 103.292 jiwa (2021). Diperkirakan, Kabupaten Mappi memiliki potensi minyak bumi yang tersebar di Distrik Citak Matak dan bauksit di Distrik Obaa dan sekitarnya.
Sumber daya alam lainnya berupa hasil-hasil perkebunan yang potensinya masih dapat ditingkatkan, seperti kopi, karet, kelapa dan komoditi tanaman penduduk lainnya.
Komoditi perkebunan lainnya berupa jambu mete, kakao, cengkeh, dan kapuk. Salah satu potensi ekonomi penduduk Kabupaten Mappi adalah mencari kayu gaharu sampai ke pedalaman hutan. Kayu Gaharu yang terkenal berasal dari Distrik Assue. Kayu tersebut terkenal karena kualitasnya.

3. Kabupaten Asmat

Siswa SD Inpres Kaibusene Mappi. (Foto: Diana da Costa)
Kabupaten Asmat memiliki luas wilayah 23.746 km2 atau 7,44 persen Provinsi Papua. Kabupaten Asmat berada pada 40-70 Lintang Selatan dan 13 70 - 14 00 Bujur Timur. Kabupaten Asmat berbatasan dengan sejumlah wilayah dan laut.
ADVERTISEMENT
Batasan di sebelah utara adalah Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo. Batas Kabupaten Asmat di sebelah selatan adalah Laut Arafura dan Kabupaten Mappi. Kemudian, batas wilayah di sebelah barat adalah Laut Arafuru dan Kabupaten Mimika. Adapun, batas Kabupaten Asmat di sebelah timur adalah Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi.
Jumlah penduduk di Kabupaten Asmat menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berjumlah 144.764 jiwa (2019). Nama wilayah yang telah populer sejak 1904 ini memiliki sumber daya alam berupa perikanan, baik dari darat maupun dari laut.
Potensi perikanan darat berasal dari sungai besar di wilayah ini. Sedangkan, perikanan laut berasal dari Laut Arafuru.
Potensi sumber daya alam lainnya berupa Taman Nasional Lorentz yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Potensi ekonomi Kabupaten Asmat salah satunya berasal dari sektor kehutanan. Sektor ini memiliki fungsi strategis karena memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Asmat. Kabupaten Asmat yang didominasi wilayah hutan memiliki hutan lindung dan hutan produksi. Produksi hasil hutan berupa kayu gergaji.

4. Kabupaten Boven Digoel

Luas wilayah Kabupaten Boven Digoel mencapai 27.108,29 km2. Secara geografis, Kabupaten Boven Digoel terletak pada 4 derajat 98' - 7 derajat 10' Lintang Selatan dan 139 derajat 90'- 141 derajat Bujur Timur.
Kabupaten Boven Digoel berbatasan dengan sejumlah kabupaten dan negara tetangga. Batas di sebelah utara adalah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Yahukimo.
Batas wilayah di sebelah timur dengan negara Papua New Guinea (PNG), di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Merauke, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat.
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk Kabupaten Boven Digoel menurut data statistik sektoral sekitar 72.122 jiwa (2020).
Sumber daya alam Kabupaten Boven Digoel berupa pertanian (padi, jagung, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan buah-buahan), perkebunan (kelapa sawit, lada, karet), serta perikanan (memiliki banyak sungai untuk penangkapan ikan atau budidaya).
Potensi ekonomi berasal dari sektor kehutanan dengan komoditas unggulan berupa kayu bulat. Sektor kehutanan dapat meningkatkan pemasukan daerah.